BNPB Sebut 53 Orang Meninggal Akibat Banjir Jabodetabek

Sabtu, 04 Januari 2020 – 12:52 WIB
Banjir merendam kawasan Jalan Jatinegara Barat, Kampung Pulo, Jakarta, Kamis (2/1). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu (4/1) pukul 06.00 WIB, sebanyak 53 jiwa meninggal dunia akibat banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).

Satu orang lainnya dinyatakan hilang. “Hingga saat ini tercatat ada 173.064 pengungsi dan itu tersebar di 277 titik pengungsian di Jabodetabek. Jumlah korban meninggal akibat banjir hingga pagi ini ada 53 orang. Yang hilang satu,” kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang Surya Putra, di Jakarta, Sabtu (4/1).

BACA JUGA: Pengungsi Korban Banjir Kesulitan Air Bersih

Bambang juga menambahkan ketinggian air masih bervariasi. Menurut dia, rata-rata air sudah surut, meskipun ada daerah yang drainasenya tertutup lumpur sehingga perlu dipompa. “Ini tidak banyak, ada di beberapa daerah. Memang secara umum di sungai sudah turun,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR Arwani Thomafi mengatakan bahwa banjir merupakan musibah yang harus dipahami bersama. Menurut dia, dalam musibah tentu selalu ada hikmahnya. “Dari sisi pemerintah, DPR, BNPB, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus diambil hikmahnya,” kata Arwani.

BACA JUGA: Ada Temuan, Ternyata Bantuan untuk Korban Banjir Dimasukkan Lagi ke Gudang

Wakil ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut mengaku telah melihat secara langsung wilayah yang terkena banjir di Kampung Makasar, Jakarta Timur. Dia melihat masyarakat bersama-sama, ikhlas, gotong royong, guyub, saling bantu membantu dan memberikan pertolongan ke sesama.

Dia menegaskan hampir semua komponen masyarakat sipil, termasuk partai politik, turun di sana. “Saya lihat pemandangan ini berbeda sekali (dengan di medsos). Kalau kami lihat di medsos, ada hastag saling menyalahkan, saling caci maki, bertengkar, mencari kambing hitam, tetapi di dunia nyata malah sebaliknya tidak ada itu. Masyarakat saling bahu membahu,” papar Arwani. (boy/jpnn) 

BACA JUGA: Banjir Datang ke Pengadegan Seperti Tsunami, Kencang dan Tinggi Sekali


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler