BNPB Turunkan Tim URC ke Wasior

Tiga Kampung Terisolasi, Korban Hilang Sudah Pulang

Jumat, 15 November 2013 – 07:01 WIB

jpnn.com - MANOKWARI - Banjir bandang yang menerjang Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Rabu (13/11) langsung menarik perhatian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Mereka menurunkan Unit Reaksi Cepat (URC) ke Wasior Kamis (14/11).

"Sore ini (kemarin, Red) tim URC BPBN tiba untuk menuju Wasior. Mereka akan langsung bekerja," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat Derek Amnir di kantor gubernur kemarin.

BACA JUGA: Hujan Deras, Kantor Disnakertrans Kepri Ludes Terbakar

Jajaran Pemprov Papua Barat juga mengadakan rapat untuk membahas penanganan banjir Wasior itu. Rapat yang dipimpin Asisten II Setprov Nathaniel Mandacan tersebut salah satunya memutuskan pembangunan Posko Penanggulangan Bencana untuk mobilisasi kebutuhan korban banjir.

"Sementara posko itu di bawah kendali BPBD provinsi. Posko akan berkoordinasi dengan relawan, PMI, Rapi, dan Orari," paparnya.

BACA JUGA: Bupati Karanganyar Jadi Tersangka Korupsi

Pemprov juga segera mengirimkan bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lain untuk membantu korban banjir. Bantuan tersebut akan dikirim dengan KMP Napan Wainami. "Sejauh ini, 400 orang telah meninggalkan Wasior ke Windesi, Manokwari, dan kota lain. Warga trauma dengan banjir bandang pada Oktober 2010," tuturnya.

Sementara itu, warga Wasior mulai membersihkan rumah mereka yang dipenuhi lumpur dan sampah kemarin. Beberapa rumah sakit pun bersih-bersih meski belum bisa melayani masyarakat.

BACA JUGA: Gempa Getarkan Pariaman, Warga Tetap Tenang

Pemkab Teluk Wondama juga menyingkirkan kayu dan material lain yang menutup sejumlah jembatan. "Jembatan di Manggurai sudah bisa dilewati. Jembatan itu sudah dibersihkan," jelas Kabaghumas Setkab Teluk Wondama, Yunias Mawere kemarin.

Namun, menurut dia, tiga kampung masih terisolasi. Yakni, Kampung Isie, Rasiei, dan Tandia. Jembatan yang menghubungkan tiga kampung tersebut rusak parah serta tertutup kayu dan lumpur. "Jembatan di Isie dan Rasiei masih tertutup material. Distribusi bantuan terpaksa dilakukan lewat laut," ucapnya.

Padahal, pengerahan alat berat untuk membersihkan jembatan dari kayu, lumpur, dan material lain yang terbawa banjir terkendala keterbatasan stok bahan bakar minyak (BBM). "Sekarang BBM sulit sehingga tidak bisa mengerahkan alat berat," ucapnya.

Soal korban banjir, Yunias menegaskan tidak ada korban jiwa. Beberapa warga yang sebelumnya dikabarkan hilang ternyata sudah berkumpul dengan keluarga masing-masing. "Saat kejadian, mereka berlari menyelamatkan diri ke laut. Paginya, mereka pulang," terangnya. (lm/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... LJK Honorer K2 Rampung Diperiksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler