jpnn.com, JAKARTA - BNPT terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam menyukseskan program pencegahan paham intoleransi, radikal, dan terorisme. Program pencegahan tersebut salah satunya dilakukan dengan memperkuat wawasan kebangsaan.
”Kami terus mengajak setiap elemen bangsa untuk memperkokoh wawasan kebangsaan," ujar Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dalam siaran persnya, Jumat (24/2).
BACA JUGA: Sikapi Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar Bandung, Hendardi Sebut BNPT dan Polri, Simak
Boy pun melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional (ABPEDNAS) dan Pemuda Panca Marga (PPM) untuk mewujudkan hal itu.
Dia berharap kerja sama dengan ABPEDNAS dan PPM itu akan makin memperluas diseminasi wawasan kebangsaan dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme.
BACA JUGA: BNPT Berkomitmen Untuk Memenuhi Hak Para Penyintas Kejahatan Terorisme
"80.000 lebih desa di seluruh Indonesia apabila menjadi bagian terdepan dalam melakukan pencegahan, maka tidak akan ada ruang gerak bagi pihak yang mengedepankan semangat intoleransi radikal,” kata Boy.
Sementara Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat ABPEDNAS Indra Utama menuturkan aksi terorisme masih menjadi masalah serius yang harus dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
BACA JUGA: Kelilingi Pulau Jawa, KAI dan BNPT Menggelar Dialog Wawasan Kebangsaan & Anti-Radikalisme
Dengan perkembangan teknologi, seluruh pihak harus berperan dalam membentengi masuknya paham terorisme ke desa desa.
"Edukasi kepada masyarakat di pedesaan terhadap ancaman terorisme harus dilakukan secepat mungkin. Pemerintahan desa harus berperan aktif mendukung program pemerintah melalui BNPT,” kata dia.
Dirinya juga menambahkan wawasan kebangsaan dari aspek akar budaya dan kekeluargaan yang masih kuat menjadi kekuatan dalam menangkal terorisme dan radikalisme di pedesaan.
Toleransi yang kuat antarmasyarakat desa menjadi modal besar dalam mencegah penyebaran paham paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Ketua Umum PPM Berto Izaak Doko menyebutkan pihaknya siap bersinergi agar dapat berperan aktif memberikan pengaruh positif kepada seluruh masyarakat dalam mencegah penyebaran ideologi-ideologi menyimpang.
"Kami berupaya membentengi generasi muda bangsa Indonesia terhadap pengaruh pengaruh paham radikalisme dan intoleransi," tutur Berto.
Pemuda Panca Marga (PPM) lahir berdasarkan hasil keputusan Kongres IV 1978 Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang menyetujui pendirian sebuah wadah berhimpun para putra-putri veteran Indonesia beserta keturunannya.
Wadah ini kemudian diberi nama Pemuda Panca Marga sesuai dengan sumpah atau kode etik LVRI yang bernama Panca Marga. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BNPT dan Vietnam Bersinergi Ciptakan Stabilitas Keamanan di Asia Tenggara
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan