jpnn.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Dialog Wawasan Kebangsaan dan AntiRadikalisme di delapan stasiun.
Dialog tersebut dilakukan dengan menggunakan Kereta Api Inspeksi, sejak Rabu (8/12) hingga Jumat (10/12).
BACA JUGA: Ekspor Mi Instan Indonesia Tembus Pasar Non-Tradisional
Kegiatan dialog kebangsaan dilakukan di Stasiun Gambir, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Madiun, Ketapang, Surabaya Gubeng, dan Semarang Tawang.
Pada setiap stasiun yang dikunjungi, jajaran Komisaris KAI, Direksi KAI, Kepala BNPT Boy Rafli Amar, dan tokoh lainnya, memberikan edukasi kepada para pegawai KAI dalam rangka menangkal narasi intoleran, anti-pancasila, dan anti-NKRI.
BACA JUGA: Sarinah Jaktent 2021, Tantangan Dunia Literasi di Mata Erick Thohir dan Generasi Muda
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengapresiasi BNPT atas terselenggaranya kegiatan Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti-Radikalisme ini.
“Pandemi memberikan dampak yang sangat mendalam bagi KAI. Namun demikian, dalam situasi apapun, semangat kebangsaan harus kita bangun dan anti-radikalisme harus terus kita lakukan dalam setiap kondisi,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo saat membuka acara Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (8/12).
BACA JUGA: PT KAI Raih Penghargaan Indonesia Trusted Company
Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme merupakan langkah tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama antara KAI dan BNPT, tentang Sinergisitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme, yang ditandatangani di Stasiun Bandung pada 24 September 2021.
“Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, para pegawai KAI diharapkan memiliki daya cegah dan daya tangkal agar dapat memproteksi diri serta lingkungan sekitar dari propaganda terorisme,” kata Didiek.
Pada acara tersebut, juga dilakukan peresmian Warung NKRI (Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI) di Stasiun Solo Balapan, Malang, dan Surabaya Gubeng.
KAI dan BNPT bekerja sama dalam pemanfaatan aset perusahaan bagi mitra binaan BNPT yakni mitra deradikalisasi dan penyintas untuk berusaha di stasiun.
Warung NKRI ini didirikan untuk mengangkat narasi anti ideologi terorisme dengan menyatukan eks napi terorisme dengan penyintas.
Konsep warung ditujukan agar mitra binaan dapat mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.
Warung NKRI tersebut juga merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI untuk membantu pelaku UMKM berusaha di stasiun-stasiun.
Boy Rafli Amar mengatakan ideologi intoleransi, radikalisme, dan terorisme bisa masuk ke siapa saja, bahkan ke dalam institusi pemerintahan dan BUMN.
Sehingga diperlukan kewaspadaan dini agar virus radikal dan intoleran ini tidak menjadi pilihan masyarakat.
“Untuk menghadapi radikalisme, intoleran, dan terorisme, diperlukan ketangguhan dan keuletan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia. Karena radikalisme ini sejatinya bukan dari jati diri bangsa Indonesia,” tegas Boy Rafli Amar.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy