jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya akan maksimal melakukan pemberdayaan untuk mencegah aksi terorisme.
Karena itu, BNPT akan memanfaatkan anggaran yang ada sebaik-baiknya, termasuk pinjaman luar negeri yang masuk dalam rencana program lembaga Tahun Anggaran (TA) 2023.
BACA JUGA: Program Pencegahan BNPT Dinilai Berhasil, ini Buktinya
Dalam fokus rencana program empowering di 2023, pinjaman luar negeri BNPT sebesar USD 160 juta.
Pinjaman tersebut sifatnya multiyears selama tiga tahun.
BACA JUGA: BNPT Ajak Ribuan Guru di DKI Jakarta Untuk Mencegah Penyebaran Radikalisme
BNPT berencana menggunakannya untuk penguatan kapasitas institusi.
Yakni, pengembangan Pusat Analisis dan Pengendalian Krisis untuk anggaran 2023 hingga 2025.
BACA JUGA: BNPT Tak Pernah Melupakan Para Korban Terorisme
Kemudian, surveillance dan early warning system serta pengembangan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Kerja Sama (Pusdiklat) Terorisme dan Kerja Sama Internasional.
Sarana pusat krisis dibutuhkan supaya petugas dapat melakukan monitoring secara langsung dan cepat bila terjadi serangan terorisme.
"Saat terjadi krisis di tempat-tempat tertentu dalam konteks serangan terorisme, kami bisa melakukan monitoring langsung secara realtime terhadap petugas-petugas yang ada di lapangan."
"Ini memerlukan sarana teknologi yang tidak murah memang," ujar Boy Rafli pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI dengan BNPT di Senayan, Jakarta, Rabu (31/8).
Boy lebih lanjut mengatakan surveillance dan early warning system berguna untuk mendeteksi para tersangka terorisme yang berkeliaran di ruang publik.
"Dengan mengintegrasikan data Dukcapil, kami ingin melakukan deteksi lokasi-lokasi publik seperti terminal dan bandara," katanya.
Boy meyakini rancangan program kerja yang disusun BNPT di 2023 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lembaga dalam pencegahan, pengawasan, koordinasi dan penanggulangan terorisme.
"Kami berupaya agar program-program pencegahan ini makin memasifkan kesadaran masyarakat," katanya.
Boy lantas mengingatkan bahwa dampak kejahatan terorisme tidak cuma mengancam individu atau kelompok masyarakat tertentu, tetapi juga berefek domino kepada keutuhan tatanan sosial dan ekonomi masyarakat yang bisa memicu kesengsaraan bersama. (gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang