BNPT Renovasi Masjid di Kampung Amrozi

Rabu, 29 Maret 2017 – 21:08 WIB
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius. Foto; BNPT

jpnn.com, LAMONGAN - Setelah membangun pesantren dan Masjid Al Hidayah di Sumatera Utara, Badan Nasional Penanggulann Terorisme (BNPT) kembali melakukan hal serupa di Jawa Timur.

BNPT membangun TPA Plus dan merenovasi Masjid Baitul Muttaqin di kampung bomber Bom Bali Amrozi di Desa Tenggulun, Kecamatan Solopuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

BACA JUGA: Guru Besar UI Minta Kemendikbud Lebih Ketat Awasi Buku

Peletakan batu pertama pembangunan itu dilakukan oleh Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, Rabu (29/3).

TPA Plus dan Masjid Baitul Muttaqin berada dalam naungan Yayasan Lingkar Perdamaian yang dipimpin adik Amrozi yang juga mantan kombatan Ali Fauzi Manzi.

BACA JUGA: Kiai Ma’Ruf: Tidak Semua Jihad Adalah Perang

"Pembangunan ini merupakan wujud komitmen BNPT sekaligus membuktikan bahwa negara hadir di hulu masalah terorisme. Selama ini mungkin kami lebih fokus pada hard approach (penindakan), tetapi sekarang kami urai masalah terorisme dari hulu sampai hilir. Semua kami gali variabel-variabel untuk mengurai masalah itu dengan melibatkan kelompok ahli yang expert di bidangnya masing-masing," ujar Suhardi.

Suhardi mengungkapkan, langkah itu membuktikan pihaknya tidak membiarkan mantan-mantan kombatan setelah bebas dari masa tahanan.

BACA JUGA: Teladani Figur Buya Hamka untuk Hadapi Dinamika Bangsa

Begitu juga dengan keluarga dan anak-anak mereka.

"Kami berharap anak-anak mantan terorisme di bawah binaan Yayasan Lingkar Perdamaian yang saat ini berjumlah 70 orang nantinya bisa menjadi anak yang berguna. Mari kita isi mereka dengan akhlak yang baik dan ilmu yang berguna,’ ujarnya.

“Saya juga telah minta bantuan Bupati Lamongan agar nanti kalau TPA plus ini sudah jadi tiap seminggu atau dua minggu sekali mengirim guru untuk melihat kurikulum dan mengajarkan pelajaran cinta tanah air. Mudah-mudahan kami bisa mengurai masalah ini dengan baik demi untuk membangun masa depan bangsa yang damai dan sejahtera, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," papar Suhardi.

Mantan Sestama Lemhanas ini menambahkan, dana pembangunan ini tidak menggunakan APBN. Dana berasal dari hasil swadaya para donator dan hamba Allah yang bersimpati dengan program pencegahan yang dibuat BNPT.

Hal ini sekaligus mengingatkan tentang pahala yang tidak putus meski telah meninggal dunia yaitu amal jariyah, ilmu bermanfaat, dan anak saleh.

Menurut Suhardi, upaya tidak akan berhenti di Medan dan Lamongan. BNPT juga akan melakukan hal serupa di Bima, NTB.

Dia melanjutkan, ide pembangunan ini bermula saat dirinya bertemu para mantan kombatan di Surabaya beberapa bulan lalu.

Saat itu, baik dirinya maupun para kombatan saling menyampaikan isi hatinya terkait langkah pencegahan terorisme. Di situlah Suhardi menjelaskan program-program pencegahan BNPT.

"Saat itu, mereka menyatakan “Pak Hardi kalau sampeyan melakukan pendekatan seperti ini, kami akan hormat dengan dua tangan ke bendera merah putih”. Dari situ keyakinan saya makin kuat apalagi didukung penuh saudra Ali FAuzi dan kawan-kawan sehingga terwujudlah program ini dengan peletakkan batu pertama pembangunan TPA dan renovasi masjid ini," ungkap Suhardi.

Sementara itu, Ali Fauzi Manzi mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah melalui BNPT dan segenap unsur pimpinan daerah, baik Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Lamongan atas dukungannya dalam mewujudkan pembangunan ini.

Menurutnya, keberadaan Yayasan Lingkar Perdamaian adalah perwujudan untuk menebus kesalahan masa lalu, ia dan saudara-saudaranya yaitu Amrozi, Ali Gufron, dan Ali Imron yang menjadi tokoh utama Bom Bali.

"Orang tahu background keluar kami yang pernah terlibat aksi terorisme Bom Bali. Sekarang saya ingin mengubah haluan dan image keluarga kami saat ini lebih nyaman di dunia perdamaian atau menjadi peace agent," kata Ali.

Ke depan, lanjut Ali Fauzi, tempat ini akan diproyeksikan untuk memberikan pembelajaran pada kawan-kawan eks kombatan dengan memberikan edukasi penguatan perspektif hidup berbangsa dan bernegara, menggali sumber daya mereka.

Pasalnya, ketika orang keluar dari penjara, tentunya akan berangkat dari nol.

Ali mengatakan, tempat ini alternatif memberdayakan para mantan kombatan mungkin dengan bersinergi dengan pemprov, pemkab, semua elemen lainnya dan juga pengusaha yang bersedia mendukung.

Menurutnya, untuk menangani mantan kombatan ini, terpenting bagaimana cara mendekati mereka. Jika salah pasti tidak akan bisa mengubah jalan pikiran mereka.

"Ternyata cara yang saya tempuh dengan silaturahmi dengan keluarga mereka juga langsung dengan yang bersangkutan, serta menciptakan komunitas mantan kombatan membuat mereka percaya. Semoga ini menjadi sumbangsih kami dalam menjaga NKRI dari ancaman terorisme," tegas Ali. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Generasi Muda Diajak Lawan Radikalisme di Dunia Maya


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BNPT   Suhardi Alius   Amrozi  

Terpopuler