BNPT Ungkap 5 Ciri Penceramah Radikal, Al Chaidar Menyoroti soal Khilafah

Selasa, 08 Maret 2022 – 07:23 WIB
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid. Foto: Dok. BNPT

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat terorisme Al Chaidar ikut menanggapi pernyataan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid tentang lima ciri penceramah radikal.

Al Chaidar menilai masyarakat bisa keliru menafsirkan ciri-ciri penceramah radikal versi BNPT, salah satunya terkait paham khilafah.

BACA JUGA: BNPT Ungkap Ciri Penceramah Radikal, Komentar Anwar Abbas Menohok

"Khilafah bukanlah ideologi. Khilafah adalah citra sejarah yang diyakini oleh berbagai macam organisasi dan gerakan keagamaan Islam di masa lalu dan masa sekarang," ujarnya saat dihubungi, Senin (7/3).

Lebih lanjut dia mengatakan ciri-ciri penceramah radikal yang dismapaikan Brigjen Ahmad Nurwakhid tersebut bukanlah ciri radikal melainkan ciri anarkisme.

BACA JUGA: BNPT Sebut 5 Ciri Penceramah Radikal, Novel Bamukmin Bereaksi, Simak

 "Lima ciri penceramah radikal itu tidak bisa dijadikan rujukan karena terdapat banyak hal yang tidak konsisten di dalamnya," tutur Al Chaidar.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid menjelaskan 5 ciri-ciri penceramah radikal.

BACA JUGA: Ini Surat Terbaru BKN Ubah Syarat Penetapan NIP PPPK Guru, Poin 4 Bikin Gembira, Alhamdulillah

Hal ini disampaikan Ahmad Nurwakhid dalam siaran pers BNPT pada Sabtu (5/3).

Pertama, mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan proidieologi khilafah transnasional.

Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

Ketiga, menanamkan sikap anti-pemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidak percayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, hate speech, dan sebaran hoaks.

Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas).

Kelima, biasanya memiliki pandangan anti-budaya ataupun anti-kearifaan lokal keagamaan. (mcr18/jpnn)


Redaktur : Soetomo
Reporter : Mercurius Thomos Mone

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler