Bobby Nasution: Pembangunan Underpass segera Dilakukan Tahun Ini

Rabu, 18 Januari 2023 – 07:54 WIB
Ilustrasi - Underpass Titi Kuning Medan sudah bisa dilalui kendaraan di Medan, Sumut (28/12/2018). (Dok ANTARA)

jpnn.com - MEDAN - Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan bahwa Pemerintah Kota Medan akan segera membangun dua underpass atau jalan bawah tanah.

Bobby Nasution memastikan bahwa pembangunan underpass tersebut untuk mengatasi kemacetan di Kota Medan itu akan segera dibangun pada tahun ini.

BACA JUGA: Bobby Nasution Terima Penghargaan Sahabat Pers dari SPS Sumut, Selamat

"Pembangunan underpass itu segera dilakukan tahun ini juga, sehingga masyarakat merasakan manfaatnya," kata Bobby Nasution di Medan, Sumut, Selasa (17/11).

Dia menjelaskan posisi kedua pembangunan underpass ini, yakni di Jalan Juanda simpang Jalan Brigjen Katamso, dan Jalan HM Yamin simpang Jalan Jawa.

BACA JUGA: Pemkot Medan-Pemkab Deliserdang Lakukan Kolaborasi, Bobby Nasution: Percepatan Pembangunan

Bobby mengingatkan bahwa pembangunan underpass di Jalan HM Yamin perlu mendapat perhatian serius karena akan menimbulkan efek yang luar biasa.

Data Dinas Perhubungan Kota Medan menyebut pembangunan underpass di Jalan HM Yamin simpang Jalan Jawa akibat peningkatan frekuensi kereta api.

BACA JUGA: Oknum Honorer Mencabuli Anak Tiri, Wali Kota Medan Bobby Nasution Geram

Dari 60 hingga 70 kereta api melintas dalam sehari, kini menjadi 100 kali yang memakan waktu 500 menit sehingga membutuhkan waktu untuk mengurai arus lalu lintas hingga tujuh menit.

"Perlu dipastikan lagi dampak pembangunan underpass itu, seperti bangunan diduga cagar budaya. Areanya juga cukup padat, dan perlu diperjuangkan agar pembangunan underpass dapat segera dilakukan," katanya.

Selain itu, dia juga menjelaskan sebagai upaya mengatasi persoalan banjir, Pemkot Medan segera membangun kolam retensi di dua lokasi.

Kedua kolam retensi yang akan dibangun itu berada di Kecamatan Medan Selayang, dan di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

"Rencana pembangunan ini harus ada dukungan dan koordinasi 'stakeholder' terkait. Seperti kolam retensi, pengoptimalan masuknya aliran air ke kolam retensi harus mendapat dukungan, baik USU maupun BWS Sumatera II," tuturnya. 

Selain itu, juga perlu memperhatikan semua aspek termasuk aspek atau potensi dampak sosial yang mungkin akan terjadi, ungkap Bobby. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler