jpnn.com, TAPTENG - Bekas galian C di Desa Bondar Sihudon, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut, menelan korban jiwa.
Seorang anak usia 10 tahun tewas tenggelam saat mandi di sungai yang berada di dekat bekas galian C tersebut, Senin (3/7).
BACA JUGA: Ikut Berduka, Semoga Orang Tua Nizam Tabah Menerima Kenyataan Ini
Seperti dilansir New Tapanuli (Jawa Pos Group), korban bernama Parulian Sihotang sedang mandi bersama temannya yang lain di sungai sekira pukul 17.00 WIB.
Dia dan anak-anak lainnya memang sering mandi di sungai tersebut karena kemarau berkepanjangan yang melanda daerah itu.
BACA JUGA: Mistis, Jasad Hasbullah Muncul setelah Dipancing dengan Umpan Kain Kafan
Namun, tiba-tiba korban yang tidak dapat berenang terseret arus sungai dan masuk kolam bekas galian c dan langsung tenggelam di dasar kolam bekas galian yang saat itu dipenuhi air.
Diketahui, di kolam bekas galian c tersebut mengalir air dari sungai tempat anak-anak tersebut, yang letaknya persis di bawah lokasi sungai.
BACA JUGA: Terpeleset, Masuk Galian, Bocah 10 Tahun Tewas Tenggelam
Dalamnya bekas galian c tersebut diperkirakan 3 hingga 4 meter dengan panjang sekira 25 meter.
Sejumlah warga yang melayat di rumah duka mengatakan bahwa tak seorang pun teman korban yang menyadari korban terseret arus.
Saat mandi di sungai, anak-anak itu baru sadar setelah beberapa saat ternyata anak ke-3 dari lima bersaudara pasangan Pinus Sihotang (38)-S boru Aritonang (37) ini sudah tak bersama mereka lagi.
“Tiba-tiba dia menghilang. Ayah korban yang mengetahui itu segera mencari anaknya, namun tak ketemu. Dia kemudian meminta tolong kepada warga untuk turut mencari anaknya,” ujar salah seorang warga.
Sekitar sekira satu setengah jam pencarian korban ditemukan tewas di dasar galian c pada kedalaman 4 meter.
Sontak ayah korban hiteris melihat anaknya yang sudah terbujur kaku diangkat dari dasar kolam bekas galian c itu dan langsung memeluknya seraya memanggil-manggil nama korban.
Namun tak ada respon dari korban dan warga menyarankan agar korban yang merupakan murid kelas 4 SD ini dibawa ke rumah untuk disemayamkan.
Tiba di rumah duka, ibu korban langsung histeris yang mengundang perhatian warga desa. S boru Aritonang terus memanggil nama anaknya. Sejumlah pelayat pun berusaha menenangkan ibu korban.(gp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Liburan di Pantai, Malah Terseret Ombak
Redaktur & Reporter : Budi