Bocah 11 Tahun, Berat 110 Kg

Dulu Gizi Buruk, Sekarang Obesitas

Sabtu, 21 Juni 2014 – 16:31 WIB
Wahyu Ramadhan dengan berat badan 110 Kg saat dirawat di bangsal anak RSUP M Djamil, Jumat (20/6/2014). Foto: Syawal/Padek/JPNN

jpnn.com - PADANG - Di umurnya yang baru 11 tahun, bocah ini memiliki berat badan 110 Kg. Akibatnya,dia tidak bisa menggerakkan badannya seperti anak seumuran lainnya.

 

Beberapa hari belakangan, anak bernama Wahyu Ramadhan ini dirawat di RSUP M Djamil Padang karena sesak napas. Orangtuanya yang miskin kebingungan, meski ada BPJS, mereka tidak punya uang untuk biaya hidup.

BACA JUGA: Atasi Krisis Listrik, Bangun Banyak Pembangkit

Jumat (20/6) sore, ruangan perawatan bangsal anak RSUP M Djamil disesaki oleh orang-orang yang ingin menyaksikan secara langsung seorang bocah berumur 11 tahun yang memiliki berat badan tidak lazim dari anak-anak seusia itu.

BACA JUGA: Modal KTP WNI, PSK Dolly tak Bisa Dilarang Masuk Bontang

Wahyu Ramadhan, bocah 11 tahun dengan bobot badan 110 kg terkulai lemas di atas sebuah kasur. Dia terbaring bukan telentang seperti layaknya penderita sakit lainnya, namun seperti duduk sambil bersandar dengan diberi bantalan untuk membantu pernapasannya.

Sejak Selasa (17/6) dia dirawat di ruangan tersebut. Bocah ini masih terkulai lemas dengan tangan diinfus serta dijarinya dipakaikan alat pendeteksi jantung yang menunjukkan perkembangan detak jantung penderita obesitas ini.

BACA JUGA: Polisi Ini Dituding Benturkan Kepala Istri ke Tembok hingga Tewas

Dia dijaga ibunya, Nurhayati, 39. Wanita paruh baya itu terlihat lesu memandang si bocah yang sekali-sekali terdengar dengkurnya karena sulit bernapas. Sambil memegangi sebuah kain dia mengipas-ngipaskan ke arah anaknya.

Dia menjelaskan, anaknya mulai menunjukkan pertumbuhan yang tidak wajar sejak kelas 2 SDN 36 Alanglaweh Padang Selatan.

Istri dari Yulius,43, pemulung dan menarik becak ini menuturkan, dulunya Wahyu adalah anak penderita gizi buruk. Dia dilahirkan dengan berat badan hanya berat 2,2 kg. Kemudian, saat kelas 2 SD, Wahyu divonis menderita gizi buruk.

Dokter menyarankan agar Wahyu diberi asupan bergizi. Mendapati hal itu, Nurhayati cemas, sebab dua anaknya sebelumnya meninggal dunia saat masih balita. Dia pun bertekad memberikan segala vitamin dan makanan pada anaknya ini.

Untuk memenuhi gizi anaknya, Nurhayati bersama suaminya dengan memberikan berbagai makanan pada anaknya. Mulai dari daging sapi, ayam serta bagian-bagian dalam dari kedua hewan tersebut. Selain itu tanpa disadari mereka mengikuti kehendak anaknya yang sangat menggemari mie instan.

Lama kelamaan, Wahyu terbiasa dan kecanduan makan makanan tersebut. Hingga akhirnya memuncak saat dia kelas 4 SD. Badannya semakin subur dan berlemak, terutama di bagian dada. Hingga akhirnya menyebabkan Wahyu kesulitan bernapas. Hal ini hanya mampu membuatnya berdiam diri di dalam rumah. Tidak seperti anak-anak seusianya yang bisa berlarian dengan teman-teman lainnya.

Sekarang, kondisi anaknya semakin memprihatinkan. Hingga akhirnya harus dirawat di RSUP M Djamil Padang. Nurhayati berharap Wahyu pulih seperti sediakala. Dia tak mau anak satu-satunya ini menyusul dua anaknya yang telah meninggal sebelumnya.

Dengan bermodal kartu Jamkesmas, saat ini dia masih berusaha mengobati anaknya yang terbaring tanpa bisa menggerakkan tangan dan anggota tubuh lainnya itu.

Dia mengakui, saat ini kesulitan untuk biaya hidup selama di rumah sakit. Suaminya yang sudah dilarang bekerja berat karena jantungnya sudah dipasangi cincin terpaksa kembali memulung.

Sebelum anaknya masuk RS, Nurhayati adalah tulang punggung keluarga. Dia memulung dengan mengendarai becak motor suaminya. Dari hasil penjualan barang-barang bekas serta hasil menarik becak, dia mendapat penghasilan maksimal Rp 80 ribu. Jika dikeluarkan biaya minyak motor, kredit, dan biaya hidup, uang sebanyak itu tidak cukup.

Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M DJamil Padang mengatakan, Wahyu dirawat sejak Selasa (17/6) malam. Dia masuk ke M Djamil dibawa orang tuanya sekitar pukul 20.00.

Gustafianov memaparkan, apa yang dialami Wahtu termasuk langka. Dalam lima tahun terakhir, ini adalah yang pertama. ”Saat ini tim dokter masih melakukan pemeriksaan. Belum bisa dipastikan apa penyebab dan jenis penyakitnya,” jelasnya. (cr2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rebut Pistol Polisi, Petugas Parkir Disidang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler