Bocah Meninggal Dunia Akibat Ponsel Meledak, Pakar Kemanan Siber Beri Penjelasan

Senin, 08 Agustus 2022 – 20:49 WIB
Pakar keamanan teknologi siber Alfons Tanujaya menanggapi peristiwa meninggalnya seorant bocah akibat ponsel yang meledak saat diisi daya. Ilustrasi. Foto: dok JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar keamanan teknologi siber Alfons Tanujaya menanggapi peristiwa meninggalnya seorant bocah akibat ponsel yang meledak saat diisi daya.

Dia menjelaskan bagian ponsel yang berpotensi melukai ialah baterai. Saat ini, baterai yang banyak digunakan ialah baterai litium, baik litium ion atau pun litium polimer.

BACA JUGA: Gegara Hal Ini, Samsung Dikabarkan Pangkas Produksi Ponsel

"Baterai litium jika tercolok, kembung, atau terjatuh akan mengakibatkan reaksi internal dan terbakar sehingga menimbulkan api kimia yang berbahaya dan dapat mengakibatkan luka bakar yang sangat serius," kata Alfons, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (8/8).

Dia menyebutkan ada beberapa kasus kematian karena baterai litium yang meledak seperti baterai rokok elektrik yang meledak dan serpihannya melukai pembuluh darah arteri.

BACA JUGA: Fakta Mengejutkan Kasus Brigadir J Terungkap dari 10 Ponsel, Terang Benderang

Meski begitu, lanjut dia, baterai litium yang meledak tidak terjadi secara mendadak.

"Baterai litium yang meledak sebenarnya lebih tepat dikatakan terbakar dan tidak meledak seperti bahan peledak atau tabung gas yang meledak karena kesannya sangat menakutkan," tutur Alfons.

BACA JUGA: Komnas HAM Dapat Temuan Baru soal Data Ponsel, Kesimpulan Tinggal Sedikit Lagi

Peneliti di Vaksincom itu mengatakan peristiwa bocah meninggal dunia di Ciamis itu perlu diselidiki lebih lanjut.

Menurut dia, charger ponsel yang bermasalah dan dalam keadaan tersbung aliran listrik bisa menjadi salah satu faktor terjadinya ledakan.

Sebab, jika baterai mengalami kebocoran atau korsleting listrik, bisa mengirimkan arus listrik yang akan melumpuhkan manusia saat dadanya terbakar.

"Saya menyarankan pihak terkait seperti perwakilan merek ponsel yang terkait (Samsung), PLN, dan pihak terkait lain turun tangan untuk memeriksa dan memastikan apa penyebab kematian bocah ini dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat supaya tidak mengalami ketakutan tidak tepat tetapi tetap waspada dengan baterai dan arus listrik," jelas Alfons.

Dia menilai penggunaan baterai litium ion dan litium polimer yang cukup luas perlu diperhatikan karena baterai ponsel dan baterai rokok elektrik adalah baterai skuter listrik yang ukurannya jauh lebih besar dan berbahaya dari baterai ponsel.

Sebelumnya, seorang bocah di Ciamis, Jawa Barat berusia sembilan tahun meninggal dunia karena dadanya terbakar.

Dia diduga meninggal dunia karena ponsel yang digunakannya meledak. (mcr9/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler