Bocah Mirip Anak Asuh Politikus Diculik, Dihajar, Dicemplungin ke Sungai

Senin, 24 Juli 2017 – 08:31 WIB
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, KOTAWARINGIN TIMUR - Video yang menunjukkan bocah dianiaya beredar luas di Sampit, Kalimantan Tengah sejak Jumat (21/7).

Dalam video berdurasi sepuluh detik itu terlihat bocah yang diduga bernama Alfin (2) dianiaya.

BACA JUGA: SK Susunan Pengurus HTI Beredar, Ada PNS Nonmuslim

Video tersebut pertama kali diunggah akun Facebook Nana Riana Riantul pada 18 Juli lalu.

Sampai tadi malam, video itu sudah dibagikan sebanyak 815 kali dengan jumlah tayang 671.443.

BACA JUGA: Yunus dan Endang Lanjutkan Rumah Tangga di Penjara

Tak ada keterangan yang menyebutkan lokasi peristiwa dalam video, termasuk kapan video direkam.

Pengunggah yang diduga merupakan akun abal-abal hanya menyertakan keterangan yang mengecam perilaku seorang wanita terhadap bocah tersebut.

BACA JUGA: Diintai Polisi saat Lakukan Perbuatan Terlarang, Bukannya Kabur Malah Lanjut

Video itu mendapat ribuan respons dengan jumlah komentar mencapai 950 lebih.

Adegan dalam video itu memperlihatkan bocah yang diceburkan ke sebuah sungai kecil berkali-kali oleh seorang wanita.

Sang anak terlihat menangis keras. Namun, wanita itu kian ganas menyiksa bocah tersebut.

Video tersebut membuat heboh netizen di Sampit. Musababnya, Marliana Drakel yang sempat ikut membagikan video itu menyertakan keterangan bahwa anak tersebut bernama Alfin dan diculik.

Alfin yang tinggal di Sampit terakhir terlihat di kebun sawit daerah Sampit-Pangkalan Bun Km 52.

Marliana meminta netizen untuk memberikan informasi apabila melihat anak tersebut.

Pesan itu pun dikirim secara berantai. Tak hanya di Facebook, namun disebar melalui Instagram.

Respons terhadap informasi itu cukup tinggi. Sebagian mempertanyakan kebenarannya.

Ketika dikonfirmasi, Marliana menuturkan, pihaknya telah melakukan upaya dengan menyebarkan informasi ke beberapa akun medsos.

Namun, belum ada bukti bawah video itu benar-benar Alfin, bocah yang jadi anak asuh keluarganya.

Hanya ada kemiripan dengan parasnya. Pihaknya juga belum mendapat kabar terbaru mengenai posisi Alfin.

”Informasi kami keep dulu, yi. Sampai bisa memastikan yang di video Alfin atau bukan. Karena menurut ibu kandungnya yang sekarang berada di LP (lembaga pemasyarakatan), Alfin baik-baik saja bersama bapak kandungnya. Saya saja belum ketemu sama ibunya. Info itu kami dapatkan dari teman-teman di sana (LP),” ujar Marliana, Sabtu (22/7).

Alfin merupakan anak asuh keluarga besar Djunaedy Drakel, politikus kawasan di Kotawaringin Timur.

Langkah itu muncul didasari rasa iba dan prihatin karena ibu bocah tersebut tersandung kasus pidana dan harus menjalani hidup di balik jeruji besi.

Dari situ ada keinginan untuk mengasuh Alfin layaknya seorang anak kandung.

Sekitar tiga bulan berjalan, kehidupan yang dilalui tanpa ada masalah apa pun.

Djunaedy sekeluarga kemudian berangkat umrah sebelum Lebaran pada Juni 2017 lalu.

Alfin dititipkan ke kakak tiri ibu kandung Alfin. Mereka mendengar kabar buruk itu saat merayakan Lebaran di Madinah.

Ketika mereka menanyakan kabar Alfin, ternyata bocah itu diantar ke ayah tirinya.

”Kami mulai mengadopsi Alfin ini sekitar akhir April 2017 lalu. Anaknya memang sulit diberi tahu. Maklum, masih masa pertumbuhan. Namun, dia memang mudah bergaul dengan orang baru dan banyak bicara,” tutur Marliana.

Meski baru tiga bulan lebih bersama dengan Alfin, pihaknya sudah menganggapnya sebagai saudara sedarah.

Karena itulah mereka panik begitu melihat video anak mirip Alfin yang menyebar tersebut.

”Makanya kami panik ketika menemukan video mirip Alfin itu, karena semenjak kami kembali dari ibadah umrah, kami belum ada ketemu. Awalnya dibawa sama kakaknya yang bekerja di sawit (perkebunan), entah di mana. Lalu waktu kami di Madinah, kami menanyakan kabarnya kepada ibunya, yang kemudian mengatakan, Alfin diculik bapaknya dari tempat kakaknya,” ungkapnya.

Setelah dipastikan Alfin berada dengan ayah kandung, pihak keluarga Djunaedy tak juga ingin bersikeras hati untuk mengambil kembali anak yang mereka asuh itu.

Mereka tetap memberikan kesempatan yang sama pada ayah dan anak tersebut.

Namun, setelah pulang dari tanah suci dan tiba di Palangka Raya, pihak keluarga Marliana menemukan video itu.

”Kami pikir dia baik-baik saja dengan bapaknya. Kami sampai di Palangka Raya bapak saya menemukan video yang diduga Alfin itu di salah satu akun FB. Ya kami langsung emosi dan mencari kabar ke ibu kandungnya memalui petugas (LP). Namun, ibu kandungnya bilang Alfin baik-baik saja. Tetapi memang sudah tiga hari ini bapaknya tidak bisa dihubungi. Apalagi melihat tanggal beredarnya video itu kurang lebih sama waktunya,” ujarnya.

Kejadian itu memang belum dilaporkan ke pihak kepolisian secara resmi setelah lebih dari 48 jam Alfin menghilang hingga kemarin pagi.

Akan tetapi, apabila tak juga mendapat kejelasan kabar dan kondisi bocah tersebut, mereka bukan tidak mungkin menempuh jalur hukum.

”Saya juga belum ada ketemu ibu (kandung) Alfin untuk memastikan kebar itu. Kalau laporan resmi belum ada. Kami masih mau memastikan video itu. Kami yakin itu Alfin, tetapi ibu kandungnya bilang dia baik-baik saja,” katanya.

Pihaknya akan berusaha membujuk ibu kandung Alfin yang kini masih menjalani masa tahanan di dalam penjara agar memberikan informasi demi memastikan kebenaran.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Kotim AKP Samsul Bahri mengatakan, pihaknya belum ada menerima laporan anak hilang atau diculik oleh seseorang. (mir/ign)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gegayaan Melawan Polisi, Alpianoor Akhirnya Tersungkur


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler