Bocah Penderita Hemofilia Itu Masih Alami Pendarahan

Minggu, 05 Oktober 2014 – 16:25 WIB
BELUM BOLEH MAKAN: Dicha Larasati yang dirawat di ruang PICu-NICU RSUD Kanujoso Djatiwibowo. Foto: Paksi Sandang Prabowo/Kaltim Post/JPNN.com

jpnn.com - KONDISI Dicha Larasati, bocah penderita hemofilia yang tengah dirawat di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, terus memprihatinkan. Sejak kembali masuk rumah sakit pada Sabtu (27/9) lalu, Dicha sempat muntah darah. Kemudian, dua hari lalu gadis berusia empat tahun ini mengalami pendarahan.

Hingga Jumat (5/10), Dicha masih mengalami pendarahan, bahkan hingga ke daerah kemaluan dan gusinya. Karena pendarahan ini, ia terpaksa berpuasa karena dokter melarangnya untuk makan. Kemudian asupan untuk tubuhnya disalurkan melalui selang infus.

BACA JUGA: Mumpuni Selam, Rajin Bersepeda ke Daerah Teritorial

Dicha kerap merengek pada Nurlina, ibunya, karena merasa haus dan sangat lapar. Nurlina yang mendengar rengekan Dicha hanya bisa mengelak dengan berpura-pura keluar ruangan atau menjelaskan secara perlahan.

"Dia tahu tentang penyakitnya, kami memang cerita sedikt-dikit ke dia. Tapi namanya juga anak-anak, dia pasti suka ngeluh kok enggak boleh ini atau itu,"  tutur Nurlina dengan suara sendu, seperti dilansir Kaltim Pos (JPNN Grup), Sabtu (4/10).  

BACA JUGA: Seni Adalah Kejujuran Rasa

Anak satu-satunya dari pasangan Nurlina dengan Anto ini menderita hemofilia sejak berusia dua bulan. Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan darah.

Dokter menyebutkan, Dicha merupakan satu dari empat penderita hemofilia pada anak perempuan di Indonesia. “Jadi penyakit ini memang langka,” kata Nurlina.

BACA JUGA: Titik Penyelaman di Bangkai Kapal Pulau Ketawai

Sampai kemarin, Dicha hanya terbaring lemah di ruang Pediatric/Neonatal Intensive Care Unit (PICU-NICU). Tak heran, dokter dan suster yang merawat begitu menyayangi Dicha. Sering kali dirinya mendapatkan hadiah, baik boneka dan mainan dari orang-orang yang membesuknya.

Dicha juga kerap gelisah saat tidur, bahkan merasa begitu takut akan gelap. Tidak jarang ia terjaga dari tidurnya dan mencari-cari ayahnya. Meski telah sering mendapatkan suntikan, rupanya jeritan dari mulut gadis cilik itu masih sering terdengar, jika sudah begitu ia akan menangis.

Oleh dokter RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Dicha disarankan dirawat di Jogjakarta guna menjalani operasi khusus. “Tapi kami mesti tunggu pendarahannya berhenti dahulu,” ucap dr Tonny Hartanto SpA, yang menangani Dicha.

Baik Anto dan Nurlina belum mengetahui operasi apa yang akan dijalani Dicha. Sebab, tim dokter di Jogjakarta yang akan memutuskan. Mengingat biaya yang dibutuhkan tidak sedikit keduanya pun menyadari membutuhkan bantuan dana. Anto, ayah Dicha, hanya bekerja sebagai tukang bubut di sebuah bengkel las. Sedangkan Nurlina, hanya ibu rumah tangga biasa.

“Operasi itu satu-satunya jalan. Saya rela melakukan apa saja demi putri saya, saya tidak mau kehilangan anak lagi,” tuturnya menahan kesedihan. Bagi yang ingin membantu Dicha bisa datang langsung ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo, atau bisa menghubungi Nurlina di nomor 0822 4206 8701. (*/yin/tom/k8)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Air Terjun Moramo, Keindahan Alam Mengaliri Puluhan Tingkatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler