Bocah Tewas Tertindih Teman Ngaji

Rabu, 27 Mei 2015 – 08:22 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Awan duka menggelayut di kediaman pasangan Dedy Hariyanto, 35, dan Isni Hastutik, 36, di Kupang Panjaan III kemarin (26/5). Mereka kehilangan putra kesayangannya, Fadil Galih Maulana, 6, untuk selama-lamanya. Dua minggu lalu, bocah yang masih duduk di bangku TK B itu mengeluh kepada orang tuanya habis tertindih teman mengajinya di TPA dekat rumah.

Sebelumnya, tersiar kabar bahwa Fadil tewas lantaran dianiaya temannya. Polisi pun memastikan kebenaran berita tersebut. Menjelang pemakamannya magrib kemarin, terlihat empat personel dari Polsek Tegalsari. Mereka ingin memastikan kebenaran berita itu.

BACA JUGA: Terima SMS dari Mantan Pacar, Terjun dari Jembatan, Suami Ikut-ikutan

Saat mendatangi rumah duka, polisi mendapat jawaban dari ayah korban. Dedy membantah anaknya meninggal setelah mendapat perlakuan kasar dari temannya. Polisi memastikan korban meninggal lantaran kecelakaan. Keluarga memilih tidak melanjutkan perkara itu ke ranah hukum. "Awalnya, anggota kami juga mendapat kabar seperti itu (penganiayaan, Red). Namun setelah dipastikan, keluarganya bilang kecelakaan," jelas Kanitreskrim Polsek Tegalsari Iptu Wawan Aldomoro.

Perwira polisi dengan dua balok di pundak tersebut menambahkan, keluarga sempat marah dengan polisi yang membawa kabar burung seperti itu. Menurut keluarga, informasi tersebut hanya omongan masyarakat sekitar. Keluarga pun meminta polisi untuk mengerti suasana duka yang tengah mereka rasakan.

BACA JUGA: Mengejutkan! 51 Pengunjung Karaoke Keluarga Positif Narkoba

Berdasar informasi yang dihimpun, memang beredar kabar bahwa korban dianiaya temannya. Setelah dipastikan, beberapa sumber menyebutkan, kematian Fadil murni kecelakaan. Dua minggu lalu, kepala Fadil tertindih temannya. "Badannya tertindih oleh temannya pas mengaji," ucap salah seorang warga sekitar yang tidak mau disebutkan namanya.

Sumber lainnya menyatakan, sebelum tertindih, korban tengah bercanda dengan teman sebayanya. Mereka berkejar-kejaran di lantai 2 TPA (taman pendidikan Alquran). Entah bagaimana ceritanya, korban dan temannya terjatuh dari tangga. Lantas, tubuh Fadil yang ada di bawah tertindih.

BACA JUGA: Pak Kades Tak Mau Warga Punya AC dan TV Kabel Terima PSKS

Setelah kejadian tersebut, Fadil pulang ke rumah. Tidak tampak terjadi sesuatu pada dirinya. Hingga akhirnya dia mengeluhkan kepalanya sakit. Keluarganya berupaya menanyakan penyebab sakitnya itu.

Fadil pun berterus terang bahwa dirinya guyon dengan temannya. Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, orang tua Fadil membawanya ke RSUD dr Soetomo. Di situ kepalanya dirontgen. Hasilnya, ada semacam cairan yang menggumpal di bagian belakang kepalanya.

Kemudian, Fadil dirawat tiga hari di rumah sakit. Ada kabar yang menyebutkan bahwa seharusnya Fadil menginap lebih lama di rumah sakit. Namun, karena kekurangan biaya, keluarga membawanya pulang. Fadil dirawat di rumah. Kondisinya terus melemah dan tidak masuk sekolah beberapa hari terakhir. "Mboten nggadah yotro Mas bapak ibuke (tidak punya uang Mas bapak dan ibunya)," tutur seorang warga yang melayat ke rumah duka.

Selama ini Fadil tinggal bersama orang tuanya dan kakeknya, Hasto. Saat ditemui kemarin, Hasto masih terpukul dengan kejadian tersebut. Tangan kirinya memegang handuk dan sesekali mengusap matanya. Tatapan matanya nanar. Dua kakinya diselonjorkan di kursi plastik yang memang sengaja disiapkan kerabatnya. Hasto memang terlihat kecapaian hingga tidak sampai mengantarkan jasad cucunya ke persemayaman terakhir. "Bocahe sae," ucapnya lirih kepada tetangga yang melayat. (did/c6/ayi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh, Komodo Tertua KBS Hilang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler