JAKARTA - Pesan dan pemikiran Gus Dur kemarin mewarnai Kongres XIV Fatayat NU yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, JakartaPesan moral guru bangsa itu dihidupkan Wapres Boediono saat membuka acara tersebut
BACA JUGA: Sampul Babi Tetap Diproses Hukum
Dia mengingatkan, Fatayat harus mampu meneguhkan perannya sebagai pengawal pluralisme dan kebinekaan di Indonesia."Ini adalah visi yang selalu diingatkan pula kepada kita semua oleh almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)," ujar Boediono
Termasuk, lanjut Boediono, ketidakadilan gender yang masih ditemui hingga saat ini
BACA JUGA: 12 Ribu Undangan untuk Pembukaan
Dia mengungkapkan, meski terus meningkat, indeks kesenjangan gender di Indonesia masih cukup tinggiBACA JUGA: Pemerintah Terus Tekan Angka Kematian Persalinan
"Jangan mengenal kata usai dalam upaya memajukan perempuan," tambah Boediono.Di pihak pemerintah, hadir pula dalam acara pembukaan tersebut: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faisal, dan Menteri Kehutanan Zulkifli HasanSedangkan dari PB NU, datang Wakil Ketua Umum As"ad Said Ali
Senada dengan Boediono, dalam sambutannya, As"ad juga menyinggung peran dan posisi yang perlu diambil Fatayat dalam gerakan feminisme di IndonesiaMenurut dia, feminisme yang tepat diterapkan adalah feminisme jalan tengah"Yaitu, gerakan perempuan yang sesuai dengan tuntutan zaman, tapi tetap sesuai dengan tuntutan agama kita," tandas As"ad yang masih tercatat sebagai wakil kepala BIN tersebut.
Kongres Fatayat kali ini, rencananya, dilangsungkan hingga empat hariSebagai forum tertinggi organisasi, kongres itu akan memilih ketua umum baru menggantikan ketua umum saat ini, Maria Ulfah AnsorSejumlah kandidat sudah mulai munculMereka, antara lain, Ida Fauziah (ketua DPP PKB), Umi Husnul Khotimah (Sekjen PP Fatayat NU), dan Ratu Dian Hatifah (mantan ketua umum PP IPPNU)(dyn/c3)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Cecar Gubernur Lampung
Redaktur : Tim Redaksi