BACA JUGA: Boediono: Krisis 2008 Mirip Situasi 98
"Kebenaran mutlak tidak ada di institusi negara
BACA JUGA: Boediono Siap Tanggung Dunia-Akhirat
Karena itu saya punya pandangan alternatif yang saya harapkan juga bisa jadi bahan pertimbangan DPR," kata Boediono, saat dimintai keterangan oleh anggota Pansus Angket Century, di DPR Senayan Jakarta, Selasa (22/12).Walaupun demikian, Boediono yang saat ini menjadi wakil presiden RI mengaku tetap menghormati BPK
Di tempat terpisah, pengamat ekonomi Kwik Kian Gie menilai jawaban-jawaban yang diberikan Boediono selama berlangsungnya proses dimintai keterangan oleh Pansus Angket adalah jawaban-jawaban yang tidak bertanggung jawab
BACA JUGA: Boediono Anggap Wajar Rapat Malam Hari
Kwik menyebut perubahan Peraturan Bank Indonesia tentang rasio kecukupan modal (CAR) dari minimal 8 persen menjadi 2,35 persen sehingga berujung pada pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) untuk Bank Century merupakan suatu kejanggalan"Jika BI memberlakukan CAR delapan persen, jelas Bank Century tidak layak dapat FPJPLalu diturunkan menjadi 2,35 persen sehingga Bank Century dapat FPJP," tuding Kwik.
Karenanya Kwik menyesalkan alasan bahwa perubahan itu sebagai upaya menyelamatkan dunia perbankan di Indonesia saat ituKwik menegaskan bahwa semua pihak sudah tahu bahwa satu-satunya bank yang bermasalah adalah Bank Century"Katakan saja bahwa perubahan PBI itu untuk menyelamatkan Bank Century, sehingga tidak jadi debat kusir berkepanjangan," ujar Kwik.
Selain itu, Kwik juga mendesak Pansus Century untuk segera mengungkap siapa-siapa saja penerima aliran dana Bank Century"PPATK sudah mengidentifikasi beberapa nama yang diduga telah menerima aliran dana CenturyDPR harus mengejar nama-nama tersebut, jangan dibiarkan data PPATK tersebut ngambang lagi," pinta Kwik(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggodo Akhirnya Dicekal
Redaktur : Antoni