Bogor Kota Termacet di Indonesia

Jumat, 24 Oktober 2014 – 05:27 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Predikat kota termacet di Indonesia yang biasa disematkan pada Jakarta sepertinya harus diganti. Baru-baru ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merilis data sejumlah lalu lintas terpadat di Indonesia yang kemudian menempatkan Bogor pada posisi puncaknya.

Dari data Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BTSP) Perhubungan Darat, diketahui bahwa Bogor memiliki volume to capacity (VC) ratio tertinggi, yakni sebesar 0,86 persen. Artinya, volume kendaraan di kota hujan itu sudah mendekati kapasitas jalan yang ada.

BACA JUGA: Urus KTP di Tangsel, Diminta Bayar Rp 600 Ribu

Sementara, menurut Kapuslitbang Darat dan Perkeretaapian Kemenhub, Yugi Hartiman, kondisi VC ratio di atas 0,70 persen merupakan kondisi krusial atau makin padat atau macet. Besarnya VC ratio itu pun ikut disertai dengan rendahnya kecepatan kendaraan yang melintas di jalan yang ada di sana.

Untuk Bogor sendiri, rata-rata kecepatan kendaraan hanya mencapai 15,32 km/jam. "Kecepatan kendaraan otomatis juga rendah karena kapasitas jalannya tidak bisa memenuhi volume kendaraan yang melintas," tuturnya.

BACA JUGA: Depok Mulai Diguyur Hujan, Awas Banjir Mengancam

Dalam list lalu lintas terpadat itu, di posisi kedua diisi oleh DKI Jakarta  dengan kecepatan rata-rata sebesar 17 km/jam dengan VC Ratio 0,85 persen. Diikuti Bandung (14,3 km/jam) VC ratio 0,85; Surabaya (21 km/jam) VC ratio 0,83; Depok (21,4 km/jam) VC ratio 0,83; Bekasi (21,86 km/m) Vc Ratio 0,83; Tangerang (22 km/jam) VC Ratio 0,82; Medan (23,4 km/jam) VC ratio 0,76; Makassar (24,06 km/jam) VC Ratio 0,73; Semarang (27 km/jam) VC Ratio 0,72; dan Palembang (28,54 km/jam) VC ratio 0,61.

Di lain pihak, penilaian Kemenhub itu menyentakkan Walikota Bogor Bima Arya. Bima Arya mengaku kecewa dengan penilaian tersebut. Dia mengatakan pemeringkatan Bogor sebagai kota termacet se-Indonesia tidak benar. Kemarin Bima baru menerima klarifikasi dari  Puslitbang Darat dan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan yang menepis adanya informasi tersebut.

BACA JUGA: BKSDA Amankan Satwa Langka di Dus Makanan Ringan

"Ternyata pihak kementerian perhubungan juga bingung  dengan pemberitaan yang beredar, karena mereka tidak pernah merilis pemeringkatan kota macet yang ada di Indonesia," ujar Wali Jota Bogor Bima Arya kepada Radar Bogor (JPNN Group).

Menurut Bima dalam penjelasan yang diterimanya ternyata dalam salah satu tayang diskusi antara Puslitbang Darat dan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dengan forum wartawan perhubungan menampilkan salah satu slide tentang semakin melambatkan kondisi lalu lintas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia dan Kota Bogor masuk di dalamnya. "Sehingga dari situ kemungkinan, ada pikiran bahawa itu merupakan pemeringkatan kota termacet," jelas Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Meski begitu Bima mengaku tidak akan mempermasalahkan hal ini. Sejatinya tanpa ada pemeringkatan itupun, dirinya  telah memasukan masalah macet dalam top priority yang harus dituntaskannya dalam kurun waktu secepatnya.

"Ada ataupun tidak data ini, saya kira ini harusnya menjadi cambuk, menjadi bahan evaluasi bagi kita agar bisa bekerja lebih ekstra lagi," tandasnya. (mia/ind/JPNN/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tuntut UMP 2015, Buruh Siap Adu Survei dengan BPS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler