jpnn.com, WASHINGTON - AS seperti makan buah simalakama. Mereka memasukkan Huawei dalam daftar hitam perdagangan dan melarang ekspor ke perusahaan asal Tiongkok itu. Namun, keputusan tersebut ditengarai justru merugikan AS belasan miliar. Sebab, selama ini perusahaan penyuplai peralatan telekomunikasi terbesar di dunia itu membeli komponen AS.
Dilansir CNN, tahun lalu Huawei membeli komponen USD 70 miliar atau setara Rp 1,01 kuadriliun dari 13 ribu supplier. Dari jumlah tersebut, USD 11 miliar (Rp 159,04 triliun) dihabiskan untuk membeli produk-produk perusahaan asal AS. Misalnya, membeli chip komputer dari Qualcomm, Broadcom, perangkat lunak Microsoft (MSFT), dan Android Google. Penghasilan dari ekspor ke Huawei itu terancam mandek.
BACA JUGA: Donald Trump Haramkan Produk Huawei Masuk AS
Di lain pihak, tindakan Trump juga berimbas buruk pada Huawei dan jejaring pelanggannya di dunia. Huawei otomatis tidak bisa memperbarui perangkat lunaknya serta melakukan perawatan rutin dan penggantian hardware. Pengguna telepon pintar Huawei mungkin sulit memperbarui sistem operasional Android miliknya.
"Larangan AS juga mengacaukan rantai suplai global karena perusahaan asing juga tidak bisa menjual produk yang berisi komponen asal AS ke Huawei," jelas Lawrence Ward dari firma hukum Dorsey & Whitney.
BACA JUGA: Alasan Sabotase
Huawei di sisi lain tidak menunjukkan kepanikannya. Mereka menegaskan sudah bertahun-tahun mempersiapkan diri karena tahu skenario AS saat ini bakal terjadi. Rotating Chairman Huawei Ken Hu menegaskan, yang dilakukan AS saat ini adalah langkah terbaru kampanye mereka untuk melawan Huawei karena alasan politik.
"Sejak lama perusahaan tahu ini akan terjadi. Kami telah berinvestasi besar-besaran dan membuat persiapan penuh di berbagai area," ujarnya.
BACA JUGA: Penyedia Jasa Aborsi Terancam Dihukum 99 Tahun Penjara
BACA JUGA: Donald Trump Haramkan Produk Huawei Masuk AS
Anak perusahaan Huawei untuk desain chip HiSilicon melontarkan hal senada. Kepala HiSilicon He Tingbo menegaskan, perusahaan pernah mengasumsikan bahwa chip dan teknologi canggih di AS tidak akan ada lagi. Karena itu, mereka membuat rencana cadangan agar perusahaan bisa terus berdiri. Rencana cadangan tersebut langsung dipakai ketika Huawei masuk daftar hitam perdagangan.
Sanksi terhadap Huawei itu dijatuhkan setelah pembicaraan antara pemerintah AS dan Tiongkok berakhir tanpa kesepakatan. Hanya dalam hitungan jam, Trump langsung menjatuhkan kenaikan tarif pada produk-produk asal Tiongkok. Baik yang sebelumnya pajaknya dinaikkan maupun yang belum. Perwakilan AS dan Tiongkok akan kembali bertemu di Beijing. (sha/c15/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menang Asal
Redaktur & Reporter : Adil