Donald Trump Haramkan Produk Huawei Masuk AS

Jumat, 17 Mei 2019 – 22:58 WIB
Huawei. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump baru saja mengeluarkan pernyataan darurat nasional kelimanya. Kali ini dia memerintahkan AS menutup pintu rapat-rapat untuk Huawei. Langkah yang langsung menyentuh sisi sensitif pemerintah Tiongkok.

Rabu lalu (15/5) suami Melania tersebut membubuhkan tanda tangan di atas dokumen eksekutif. Disebutkan bahwa AS dilarang membeli atau menggunakan peralatan dari perusahaan yang membahayakan keamanan nasional. "Pemerintah akan melakukan apa pun untuk membuat AS tetap aman dari musuh asing," ujar Jubir Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders kepada AFP.

BACA JUGA: Perang Dagang AS-Tiongkok Berdampak Positif Bagi Batam

Dokumen itu memang tak menyebutkan langsung perusahaan mana yang menjadi musuh rakyat AS. Namun, tindak lanjut Kementerian Perdagangan AS sepertinya menegaskan bahwa Trump sedang membidik Huawei. Biro Industri dan Keamanan di Kementerian Perdagangan AS mengumumkan rencana untuk memasukkan Huawei dan 70 anak usaha dalam daftar entitas. Sebelas dua belas dengan masuk daftar hitam perdagangan.

Perseroan AS yang ingin berbisnis dengan perusahaan yang tercatat dalam daftar entitas harus mendapatkan lisensi dari Biro Industri dan Keamanan. "Kami tak akan memberikan izin jika bisnis yang dimaksud bisa melukai keamanan nasional," ujar Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross.

BACA JUGA: Dari Indonesia, Ikhtiar Huawei Merebut Posisi Puncak Pasar Ponsel Dunia

BACA JUGA: Perang Dagang Memanas, Donald Trump dan Xi Jinping Dijadwalkan Bertemu di Jepang

Keputusan itu disambut baik kroni Trump. Senator Republik Tom Cotton mengatakan bahwa keputusan pemerintah sudah benar. Dia percaya bahwa perusahaan telekomunikasi Tiongkok seperti Huawei hanyalah kedok Badan Intelijen Partai Komunis Tiongkok. "RIP (rest in peace, Red) Huawei. Terima kasih sudah bermain," ucap Cotton.

BACA JUGA: Inilah Cara Huawei Menarik Hati Konsumen di Indonesia

Huawei meradang. Raksasa teknologi itu menyebut langkah AS menyalahi prinsip kompetisi bisnis yang terbuka. Mereka berjanji tak tinggal diam atas ketidakadilan tersebut. "Melarang kami hanya akan membuat rakyat menikmati pilihan yang lebih buruk dan mahal," ujar Huawei dalam pernyataan resmi kepada BBC.

Begitu juga pemerintah Tiongkok. Jubir Kementerian Luar Negeri Gung Shuang mengatakan bahwa tindakan AS sudah keterlaluan. Menurut dia, tuduhan Trump telah mencemari nama baik perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu.

"Kami imbau AS untuk berhenti menyalahgunakan alasan keamanan nasional untuk menekan perusahaan Tiongkok," ungkap dia seperti dikutip South China Morning Post.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok ikut menebar ancaman. Gao Feng, juru bicara kementerian, mengatakan bahwa isu Huawei akan merembet ke perundingan perdagangan. Padahal, pembicaraan sedang melalui masa paling alot.

Pekan lalu Trump menerapkan kenaikan tarif impor untuk kelompok barang dari Tiongkok senilai USD 200 miliar (Rp 2.886 triliun). Kemudian, Tiongkok menerapkan kenaikan tarif serupa untuk produk impor dari AS senilai USD 60 miliar (Rp 865 triliun). "Strategi intimidasi dan tekanan AS pasti membuat kemunduran dalam negosiasi," tegas Gao. (bil/c11/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Sabotase


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler