jpnn.com - KANO - Laporan bahwa pemerintah Nigeria dan Boko Haram sepakat mengadakan gencatan senjata membuat Enoch Mark harap-harap cemas. Harapannya membubung tinggi lantaran anak gadisnya yang diculik Boko Haram bakal kembali. Saat ini Mark bersama ratusan orang tua lainnya menunggu informasi kapan anak-anak mereka dibebaskan. Namun, di sisi lain, harapan mereka menjadi susut saat kabar itu kian simpang siur.
"Saya harap ini bukan penipuan karena kami memiliki beberapa keraguan (terkait dengan gencatan senjata tersebut)," ujar Mark. Putri dan dua keponakan Mark termasuk dalam daftar 219 siswi yang diculik di asrama sekolah mereka di Kota Chibok, Borno, Nigeria, pada 14 April. "Ini (pembebasan siswi) adalah informasi yang sangat ingin kami dengar sejak enam bulan yang lalu. Doa saya agar kedua pihak menghormati kesepakatan tersebut," tambahnya.
BACA JUGA: Solusi Dua Negara Sebatas Omongan
Informasi kesepakatan gencatan senjata itu diungkapkan Kepala Staf Pertahanan Udara Nigeria Alex Badehand dan Ajudan Senior Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, Hassan Tukur, pada Jumat (17/10). Tukur menyatakan, pertemuan tersebut berlangsung di Chad dan dirinya ditunjuk sebagai perwakilan pemerintah Nigeria. Yang memfasilitasi pertemuan itu adalah Presiden Chad Idriss Deby.
"Boko Haram menyatakan gencatan senjata sebagai hasil dari diskusi kami dengan mereka. Mereka juga setuju untuk membebaskan remaja putri (yang diculik di) Chibok," ujar Tukur.
BACA JUGA: Tertekan, Panitia Konser Girl Band Korea Maut Bunuh Diri
Yang membuat para orang tua kian resah adalah petinggi Nigeria sendiri mempertanyakan klaim tersebut. Hingga kemarin (19/10) belum ada konfirmasi resmi dari pimpinan tertinggi Boko Haram Abubakar Shekau. Juru Bicara Keamanan Pemerintah Nigeria Mike Omeri juga menyatakan bahwa belum ada kesepakatan untuk pembebasan siswi Chibok tersebut.
Sabtu (18/10) Boko Haram juga masih melakukan serangan di berbagai titik. Ada dua desa dan satu kota yang mereka serang. Yakni, Desa Shaffa di Borno, Desa Waga di Adamawa, dan Kota Abadam di dekat Nigeria. Setidaknya delapan penduduk dilaporkan tewas ditembak militan itu dan puluhan lainnya diculik. Serangan Boko Haram tersebut kian membuat informasi gencatan senjata lebih simpang siur.
BACA JUGA: Eropa Ramai-Ramai Dukung Palestina Berdaulat
Beredar berita bahwa informasi itu digulirkan hanya untuk menyenangkan telinga publik. Sebab, dalam beberapa minggu ke depan, Jonathan mencalonkan diri lagi pada pemilihan presiden Nigeria. Berita-berita positif seperti itu diyakini mendulang simpati masyarakat dan membuat dukungan terhadapnya menguat.
"Kami sangat berhati-hati (terhadap isu ini) karena sudah beberapa kali optimisme pembebasan tersebut dimunculkan, tapi tidak pernah menjadi kenyataan," ujar salah seorang pemimpin kampanye #BringBackOurGirls, Obi Ezekwesili. Meski begitu, mantan menteri pendidikan Nigeria itu berharap informasi pembebasan para siswi tersebut benar. (AFP/CNN/sha/c19/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama Kritik Travel Warning ke Afrika Barat
Redaktur : Tim Redaksi