jpnn.com - BEIRUT - Dua serangan bom bunuh diri mengguncang Kedutaan Besar Iran di Beirut, Lebanon, Selasa (19/11). Sedikitnya, 23 orang tewas dan 146 lain terluka.
Di dalam daftar korban tewas ada Atase Budaya Iran Sheikh Al Ansari. Dua orang warga sipil yang tinggal di sebuah gedung dekat kedutaan juga menjadi korban.
BACA JUGA: Teliti Atmosfer Mars, NASA Luncurkan Maven
Seorang polisi menjelaskan bahwa pelaku serangan bom bunuh diri yang pertama mengendarai sepeda motor. Dia membawa sekitar 2 kilogram bahan peledak, lalu meledakkan dirinya di gerbang utama Kedubes Iran.
Serangan itu merusak gedung tiga lantai tersebut. Kurang dari dua menit kemudian, pelaku kedua mengendarai mobil yang telah dipenuhi sekitar 50 kilogram bahan peledak. Dia meledakkan diri sekitar 10 meter dari lokasi kejadian yang pertama.
BACA JUGA: Abbot Tolak Minta Maaf, Dukung SBY Disadap
Sejumlah saksi menyatakan, api membubung dari sejumlah bangunan di dekat bangunan. Asap tebal menghitamkan angkasa beberapa saat setelah ledakan dahsyat terjadi. Api juga menghanguskan sejumlah mobil di tempat parkir di jalan sebelahnya. Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon menyebutkan, sedikitnya 6 gedung rusak parah.
Duta Besar Iran untuk Lebanon Ghazafar Roknabadi meyakini, kompleks kedutaan tersebut memang menjadi target serangan. Namun, dia menegaskan, upaya apa pun untuk menggagalkan agenda nasional Iran tidak akan berhasil.
BACA JUGA: Hidup Terlalu Mewah, Paus Franciskus Nonaktifkan Uskup Jerman
"Kami tidak takut jika harus menghadapi lebih banyak lagi martir yang tewas saat mereka menjalankan tugas (negara)," tegas Roknabadi kepada Al Manar, stasiun televisi milik Hizbullah. Iran adalah pendukung utama Hizbullah, kelompok militan Syiah di Lebanon.
Meski belum ada yang bertanggung jawab terhadap serangan tersebut, banyak pihak meyakini insiden itu terkait dengan konflik Syria. Serangan itu disebut-sebut sebagai upaya balas dendam dari kelompok garis keras Suni terhadap kelompok Syiah Hizbullah.
"Orang-orang berperang di luar Lebanon, tapi mengirim pesan lewat Lebanon dengan bom. Ini seperti layanan pesan singkat (SMS) yang mereka kirimkan," ungkapnya.
Motif di belakang serangan tersebut belum bisa dipastikan. Namun, ledakan terjadi di wilayah yang didominasi Hizbullah. Kelompok itu memang telah mengirimkan pejuangnya ke Syria untuk mendukung rezim Presiden Bashar Al Assad yang tengah menghadapi perang sipil.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan itu sebagai aksi teroris pecundang dan menyerukan agar masyarakat tetap tenang. "Kita akan melewati masa sulit ini," tegasnya sebagaimana dilansir NNA. (CNN/AFP/AP/cak/c16/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pedang Raja Saudi Laku Rp 12 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi