jpnn.com - Bripda Ridho Setiawan (21) merupakan salah satu korban tewas peledakan bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
Suasana duka menyelimuti keluarga besar Bripda Ridho di Kampung Negerikaton, Kecamatan Selagailingga, Lampung Tengah, Lampung, kemarin.
BACA JUGA: Pengamanan Harus Tetap Dilakukan Tanpa Buat Masyarakat Resah
Nampak karangan bunga dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan ketua Bhayangkari Polri, Kabiddokes Polda Lampung, Karumkit Bhayangkara Polda Lampung, Kapolres Lamteng AKBP Purwanto Puji Suttan, Wakapolres Lamteng Kompol Iedwan Mahfi, Kapolres Pesawaran, Kapolsek Selagailingga, dan anggota DPRD Lamteng M. Hakki terpampang,di rumah kelahiran Ridho yang didiami neneknya Hafifah (60).
Sang bibi Siti Fatimah (36)mengaku shock mendengar kabar atas meninggalnya Ridho. "Saya kaget. Nggak nyangka keponakan saya meninggal dengan cara yang tragis," tuturnya seraya terisak.
BACA JUGA: Terungkap! Istri INS Tahu Rencana Bom Panci
Fatimah juga mengutuk perbuatan pelaku bom bunuh diri yang mengakibatkan keponakannya menjadi korban.
"Saya mengutuk perbuatan pelaku pengebom. Semoga tidak ada koban lainnya," tegasnya.
BACA JUGA: Siti Syok Dengar Ponakannya Ridho Tewas dalam Serangan Bom
Fatimah juga mengaku tidak ada firasat apa pun sebelumnya. "Nggak ada firasat apa pun. Cuma saya semalam seperti mendengar ada suara ledakan," katanya.
Ditanya kapan kali terakhir berkomunikasi deng Ridho, Fatimah mengaku dua minggu yang lalu. "Dua minggu yang lalu saya telepon tanya kabar. Bercanda seperti biasa," tuturnya, seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group).
Semasa hidupnya, Fatimah mengatakan Ridho merupakan sosok yang sopan dan penurut. "Dia sangat sopan dan baik. Anaknya juga penurut. Ridho juga tidak merokok. Dia sangat sayang dengan saya. Apalagi sejak kecil, saya yang mengasuhnya," tutupnya. (RD)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LPSK Pastikan Pemenuhan Hak-hak Korban Bom Kampung Melayu
Redaktur & Reporter : Soetomo