Bongkar Fakta Sedih Nasib Dokter Selama Pandemi Covid-19, IDI: Tersayat Hati Kami

Rabu, 28 Juli 2021 – 22:15 WIB
Ikatan Dokter Indonesia membeberkan fakta sedih soal nasib dokter selama pandemi Covid-19. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia membeberkan fakta sedih soal nasib dokter selama pandemi Covid-19.

Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Dokter IDI dr. Mahesa Paranadipa Maikel menyebutkan sebanyak 598 orang dokter meninggal dunia selama pandemi Covid-19 per 27 Juli 2021.

BACA JUGA: IDI Beberkan Kesalahan Fatal saat Menjalani Isolasi Mandiri, Tolong Dihindari!

Membaca data tersebut, dia khawatir total kematian rekan sejawat dokter akan menembus 600 orang.

Berdasarkan data statistik Tim Mitigasi IDI, dokter umum berada di posisi tertinggi untuk jumlah terbanyak kematian yakni 319 orang lima di antaranya Guru Besar

BACA JUGA: IDI Gelar Konferensi Pers soal COVID-19, Tidak Ada Kabar Baik

Kemudian, diikuti dokter spesialis sebanyak 270 orang di antaranya 29 Guru Besar dan residen sebanyak sembilan orang.

Sementara itu, berdasarkan gender sebanyak 84 persen atau 502 dokter merupakan laki-laki dan 16 persen sisanya perempuan.

BACA JUGA: Puji Berbagai Terobosan Pak Ganjar, Ketua IDI Teringat Sosok Jenderal Besar Soedirman

Berdasarkan wilayah, jumlah kematian dokter tertinggi berasal dari Jawa Timur yakni 127 orang, kemudian DKI Jakarta (92 orang), Jawa Tengah (89 orang), Jawa Barat (83 orang) dan Sumatera Utara (41 orang).

"Kami di kalangan dokter tersayat hati kami melihat banyaknya guru-guru kami yang harus gugur, saudara dan adik-adik kami," tutur dr. Mahesa Paranadipa Maikel dalam konferensi pers daring yang digelar Tim Mitigasi IDI, Rabu.

Berkaca dari angka ini, dr. Mahesa Paranadipa Maikel meminta bantuan dari masyarakat untuk ikut serta menekan angka penularan Covid-19.

Dia juga meminta para dokter melalui penerapan protokol kesehatan ketat dan vaksinasi. Kedua hal ini penting untuk juga melindungi kelompok-kelompok rentan terpapar penyakit akibat SARS-CoV-2 itu dan berisiko mengalami kondisi parah.

Tak lupa, dia dukungan pemerintah dari sisi sumber daya agar tenaga kesehatan bisa tetap melayani kebutuhan masyarakat.

"Kami mohon semua dengan kemampuan yang Anda miliki tolong bantu agar bisa menekan angka penularan, agar beban kesehatan bisa berkurang hari demi hari," demikian tutur dr. Mahesa Paranadipa Maikel.

Terkait vaksin Covid-19 ketiga bagi tenaga kesehatan, saat ini sudah diberikan kepada 3.800 tenaga kesehatan di 14 rumah sakit vertikal yang berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Saat ini, vaksinasi dalam proses distribusi ke daerah-daerah. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler