jpnn.com, BARITO TIMUR - Syain Kadir alias Iin, 30, dengan sangat sadis membunuh ibu kandungnya Bawi (60) dan tantenya, Hatnah, 70, Sabtu (17/11).
Drama berdarah di malam persiapan pesta pernikahan tetangga dan kerabat di wilayah Murung Baki, Kelurahan Ampah, Kecamatan Dusun Tengah, Barito Timur, Kalteng itu, sontak membuat gaduh.
--
Suasana rumah yang juga menjadi lokasi pembunuhan, begitu sepi. Warga Desa Murung Bakimasih belum bisa melupakan tragedi pembunuhan yang menewaskan Bawi (60) dan Hatnah (70), Sabtu malam lalu.
BACA JUGA: Kejam! Kadir Tebas Leher Ibu, Bunuh Bibi, Bacok Adik Kandung
Sejumlah fakta ditemukan ketika wartawan Kalteng Pos (Jawa Pos Group) mengunjungi desa yang masuk dalam Kelurahan Ampah, Kecamatan Dusun Tengah. Hampir semua tetangga dan keluarga tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Syain Kadir alias Iin, yang tega membunuh ibu dan tante, serta melukai adiknya sendiri.
Andi, menantu dari Nipsi selaku tetangga yang menggelar pesta perkawinan menuturkan, tidak ada perilaku aneh dari Iin pada hari-hari sebelumnya. Dia bahkan membantu segala persiapan untuk pesta perkawinan. Rajin sekali.
BACA JUGA: Ada Luka Akibat Benda Tumpul di Kepala LC Membusuk di Lemari
“Sudah dua hari ini membantu. Bahkan sempat mencarikan humbut (tongkol kelapa), membenahi kabel, dan menyiapkan segala sesuatu,” ucapnya.
Tetapi, sore di hari kejadian, ada informasi, Iin menggali makam almarhum ayahnya, di kuburan yang berada tak jauh dari rumah.
BACA JUGA: Pria dan Wanita Terduga Pembunuh LC Dibekuk di Jambi
“Saat magrib itu Iin sempat membongkar kuburan ayahnya. Sepulangnya dari sana itulah jadi tidak waras,” beber pemuda 30 tahun itu.
Andi juga menyampaikan, tidak ada hubungan asmara antara Iin dengan iparnya yang telah melaksanakan pesta perkawinan. Baik sebagai mantan pacar atau hubungan lain. Pernikahan tetap digelar, meski berlangsung sederhana. Tidak ada hiburan.
Hingga saat ini, motif dari keberingasan Iin membunuh juga masih belum terungkap. Iin membantai semua yang ada di hadapannya, termasuk merusak perabot seisi rumah milik kerabatnya.
“Waktu itu kebetulan saya pergi mengambil kue pernikahan. Sepulang dari sana, saya melihat jenazah ibunya sudah tergeletak depan rumah,” ungkapnya.
Sementara itu, kerabat lainnya, Utun (40) mengatakan, tidak ada permasalahan yang didengar sebelum peristiwa berdarah yang tak terduga itu. Menurut dia, saat kejadian semua keluarganya masuk ke dalam rumah.
“Saya dan warga memilih untuk bersembunyi. Menghindar tebasan senjata tajam. Ketika itu Iin begitu kalap,” ungkapnya.
Sosok Iin di mata warga sendiri dikenal sebagai pemuda yang baik. Rajin bekerja. Tidak ada musuh di sekitar lingkungan desa. Iin merupakan tulang punggung keluarga. Menghidupi lima orang yang tinggal seatap, yakni ibunya Bawi (60), tantenya Hatnah (70), dan Mariana (25) yang merupakan janda dua anak. Dia bekerja serabutan membantu menanam jagung dan memantat karet. “Iin orang baik dan rajin, mas,” sebut dia.
Pergaulan Iin dengan tetangga dan kerabat di lingkungan juga terjalin harmonis. Pihaknya tidak menyangka bisa sampai terjadi seperti itu.
Kakak kandung Iin, Iyun (40) yang mendengar ibunya meninggal, masih tampak kebinggungan. Selama ini hidup di perantauan. Dirinya pun tak tahu asal muasal masalah yang menimpa adiknya, hingga tega membunuh ibu kandungnya sendiri.
“Saya baru datang kemarin (Minggu, red), tidak tahu persis. Terakhir bertemu sudah lama, waktu seratus hari kematian ayah,” ucapnya seraya mengatakan kondisi Mariana baik-baik saja dan merahasiakan keberadaannya.
Sementara itu, Kapolsek Dusun Tengah Iptu M Syafuan membenarkan bahwa sebelum petaka itu datang, pelaku sempat ke kuburan almarhum ayahnya. Tidak tahu apa yang dilakukan. Pihaknya juga cukup kesulitan mengungkap kasus, karena saksi kunci yakni Mariana (adik tersangka), masih belum bisa dimintai keterangan. “Saksi masih trauma karena melihat secara langsung apa yang terjadi. Tapi sudah kita beri pengertian,” ucapnya.
Ditanya terkait dengan ilmu sesat yang dipelajari tersangka, Syafuan tidak menampik dan tidak juga membenarkan. Menurut dia, polisi sejauh ini masih melakukan penyidikan mendalam. “Nanti kami informasikan,” katanya.
Kapolsek menambahkan, polisi juga telah menelusuri hubungan tersangka dengan mempelai yang telah melaksanakan pesta pernikahan di sebelah rumahnya. “Untuk mantan pacar atau kaitannya dengan asmara, itu hoaks,” tegasnya.
Di tempat terpisah, Kabidhumas Polda Kalteng AKBP Hendra Rochmawan menegaskan, bahwa pelaku memang ingin membongkar makam ayahnya. Namun, aksinya sempat ketahuan oleh keluarga. Sehingga pembongkaran tersebut urung dilakukan.
”Untuk tujuannya membongkar makam ayahnya itu, diduga ingin menambah ilmunya lagi. Namun hal ini masih jadi dugaan, karena yang bersangkutan tidak menjelaskan kenapa mau membongkar makam ayahnyanya,” ucapnya kepada Kalteng Pos, saat berada di ruang kerja, Senin (19/11).
Ia menambahkan, selain adanya indikasi mengamalkan ilmu sesat yang membuat pemuda tersebut menjadi gelap mata, juga ada indikasi kuat bahwa yang bersangkutan memiliki rasa cemburu teramat kuat kepada mempelai wanita yang mau menikah.
“Namun hal tersebut masih jadi dugaan, karena yang bersangkutan jarang bercerita tentang permasalahannya kepada orang tuanya,” tegasnya.
BACA JUGA: Kronologis Pemuda Bunuh Ibu Kandung dan Tantenya, Ngeri!
Terkait masalah ini, Humas Polda Kalteng menitip pesan kepada masyarakat, agar meningkatkan lagi komunikasi dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang berada di lokasi masing-masing. Dengan harapan, kejadian seperti ini tidak sampai terjadi. Jika ada kejanggalan terhadap salah satu warga, laporkan saja.
”Supaya nantinya orang tersebut mendapat binaan oleh Bhabinkamtibmas dan Babinsa,” pungkasnya. (idu/log/ce/ram)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cewek Membusuk di Lemari Berprofesi sebagai LC Karaoke
Redaktur & Reporter : Soetomo