jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik Boni Hargens menilai kampanye #2019GantiPresiden tidak perlu dilakukan.
Sebab, bersaing dengan membuat program yang baik sudah cukup untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2019.
BACA JUGA: Diprediksi Isu Ini Kembali Serang Jokowi dan Prabowo
"Sudah bukan zamannya kampanye seperti itu dan dikotak-kotakkan. #2019GantiPresiden cuma tagline dan memanfaatkan simbol masyarakat tertentu. Padahal, masyarakat sudah pintar. Harus jual program kalau mau bersaing dan menancapkan Pancasila di pilar yang paling baik," ujar Boni di Jakarta, Sabtu (28/7).
Dia juga menyinggung manuver Neno Warisman yang menyambangi Batam untuk menggaungkan gerakan #2019GantiPresiden.
BACA JUGA: Kampanye 2019 Ganti Presiden Bisa Picu Gesekan Sosial
Menurut Boni, aktivitas Neno telah ditunggangi kepentingan elite politik tertentu.
Bahkan, hal ini hampir menimbulkan gesekan di masyarakat karena Neno ditolak warga setempat.
BACA JUGA: Jokowi, HT, Grace dan Diaz Tersenyum di Meja Makan Istana
"Kampanye gitu siapa yang mau percaya. Kalau gerakan rakyat tidak perlu direkayasa," kata Boni.
Boni mengatakan, saat ini Presiden Joko Widodo alias Jokowi masih dicintai masyarakat.
"Itu rekayasa yang tidak bermutu. Jokowi menyelamatkan Indonesia, kok, digituin," kata Boni.
Bahkan, dia berpendapat isu pelemahan rupiah yang juga diusung dalam kampanye tersebut tidak masuk akal.
Pelemahan itu, kata Boni, karena keadaan global dan dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
"Jangan bicara data palsu soal ekonomi, misalkan pelemahan rupiah yang merupakan dampak global. Namun, kan, tidak berdampak pada daya beli langsung," ujar Boni. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat: Jokowi Tak Seberani Pak SBY
Redaktur & Reporter : Ragil