jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens menyoroti langkah sejumlah tokoh yang mendeklarasikan, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8).
Boni menyebut, KAMI sebagai kelompok broker politik, oposisi jalanan yang terpisah dari masyarakat.
BACA JUGA: Kapan KAMI Bergerak? Tunggu Komando dari 3 Tokoh Ini
Para pengusungnya diistilahkan dengan kalimat 'para bekas. Yaitu, bekas politikus, bekas birokrat, bekas tokoh agama, bekas akademisi kampus dan bekas aktivis yang, sempat menikmati kekuasaan pada periode pemerintahan sebelumnya.
"Saya cemas jangan-jangan KAMI ini hanya kelompok broker politik ataupun pemburu rente, yang ingin mencari untung sesaat," ujar Boni di Jakarta, Selasa (18/8).
BACA JUGA: Boni Hargens: Ada Tokoh KAMI Berambisi jadi Capres
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu beralasan, para deklarator dan momentum deklarasi adalah orang-orang yang dikenal publik karena kebiasaan mencibir pemerintah di media.
"Meski demikian, gerakan mereka tetap kita hargai sebagai bagian dari kebebasan demokratik," ucapnya.
BACA JUGA: Rocky Gerung Bikin Massa KAMI Tertawa saat Baca Poin ke-7 Tuntutan Sampai 2 Kali
Lebih lanjut, Boni juga menyatakan, kehadiran broker politik dan pemburu rente dalam demokrasi elektoral, menjadi tradisi umum di negara yang demokrasinya belum begitu stabil.
Ia juga menyebut, lemahnya oposisi parlemen terhadap pemerintahan Presiden Jokowi, memungkinkan bangkitnya oposisi jalanan.
Dalam demokrasi yang sehat, oposisi jalanan biasanya dimainkan oleh kekuatan civil society dan benar-benar mencerminkan aspirasi publik, yang tak tersalurkan melalui mekanisme prosedural kekuasaan.
"Namun, dalam perspektif penilaian saya, KAMI ini oposisi jalanan yang terpisah dari masyarakat," kata Boni.(gir/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang