Boni Tuding Rizal Tidak Beretika

Senin, 25 Mei 2009 – 21:19 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens, menuding juru bicara Tim Kampanye Nasional capres-cawapres SBY-Boediono, Rizal Malarangeng, sebagai sosok yang tidak memiliki etika berpolitik dan etika profesi.

"Bagi saya, yang terpenting bukan siapa yang dituding sebagai antek neolib, tapi etika dari seorang yang mengaku profesional malah bekerja tidak profesionalDia yang pernah membantu Megawati dan mendapatkan bayaran atas jasanya itu

BACA JUGA: Kubu SBY-Boediono Serang Prabowo

Etikanya, Rizal harus bisa menjaga keburukan mantan kliennya itu di depan klien terbarunya
Jangan hanya karena bayaran, lalu membuka aib mantan kliennya," ujar Boni ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (25/5).

Sebagai mantan konsultan Megawati, lanjut Boni, wajar Rizal tahu banyak kelemahan dan kekurangan Megawati

BACA JUGA: Tim JK-Wiranto: Indikasi TNI Dibujuk Terlibat Pilpres

"Tapi pengetahuannya tentang Megawati itu tidak pada tempatnya untuk didagangkan kepada siapapun
Ada etika profesi konsultan yang wajib dia jaga," ujar Boni lagi.

Boni malah menyarankan agar tim kampanye SBY-Boediono lebih berhati-hati dengan Rizal, karena bisa menjadi bumerang untuk SBY-Boediono, yang saat ini tengah menyerukan kampanye politik yang santun dan beretika

BACA JUGA: JK: Peningkatan Anggaran Alutsista Mulai 2010

"SBY harus segera mengevaluasiJangan sampai masyarakat menilai SBY tidak konsisten memegang pernyataannya sendiriIni akan kontraproduktif bagi SBY sendiriCoba lihat saja Megawati, sudah habis sedemikian banyak, tidak mendapatkan apa-apa, justru dijelekkan," tegasnya.

Di tempat terpisah, pakar ilmu komunikasi dari UI, Effendy Gazali, mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Rizal dengan pernyataannya bahwa bagaimana mungkin cawapres Prabowo bisa menggerakkan ekonomi rakyat karena Prabowo memiliki 98 ekor kuda dan tiga di antaranya berharga Rp 3 miliar, adalah salah satu bentuk kampanye negatif.

"Dalam ilmu komunikasi, kampanye negatif itu memang harus dilakukanNamun kampanye negatif itu sendiri terbagi lagi, ada yang sehat dan tidak sehatKetika pernyataan tidak dilakukan dengan fakta atau melebih-lebihkan, seperti menyindir Prabowo tidak akan punya waktu karena sibuk mengurusi kudanya, tentunya adalah hal yang terlalu dilebih-lebihkanMasa Prabowo tidak punya anak buah dan sistem untuk ngurusi kudannya? Ini kan sama saja dengan tudingan bahwa jika PKS berkuasa maka semuanya akan syariah," jelasnya.

Menurut Effendi, kampanye yang sehat seharusnya dilakukan oleh tim kampanye SBY, misalnya dengan memuji diri sendiri dan menerima serangan orang lain dan membalikkan serangan itu dengan bukti yang justru sebaliknya"Oleh karena itu, justru baik bagi Megawati dan Prabowo untuk membuktikan kepada masyarakat, bahwa tudingan anggota tim sukses SBY itu tidak benar," sarannya(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kubu SBY-Boediono Serukan Kampanye Bermoral


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler