jpnn.com - MAGELANG - Kemegahan Candi Borobudur betul-betul membuat Presiden Ukraina, Petro Poroschenko bersama istrinya, Maryna Poroschenko terkesima. Di tengah guyuran hujan, Presiden Poroschenko tak ragu berkeliling dan berselfie ria di tengah candi Budha terbesar di dunia itu, Sabtu (6/8).
Mereka menaiki tangga satu per satu sampai ke level puncak. Selama 30 menit, Presiden Ukraina itu asyik menikmati keindahan monumen batu-batu hitam vulkanik yang didirikan sekitar tahun 800-a Masehi, masa pemerintahan wangsa Syailendra.
BACA JUGA: Sabar, Bandara ini Masih Diperpanjang Penutupan Pengoperasiannya
Kekaguman Petro Poroschenko pada mahakarya budaya yang sudah masuk cagar budaya UNESCO itu tak habis-habisnya dia tunjukkan. Ada 2.672 panel relief, aslinya ada 504 arca Budha. Borobudur punya koleksi relief Budha terlengkap dan terbanyak di dunia. Punya 72 stupa atau patung Budha besar di tatanan batu itu.
Dia tak bisa diwawancarai media. Tapi pandangan kekaguman terhadap Borobudur seperti tak pernah putus. Dan hal itu dibenarkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko yang ikut mendampingi.
BACA JUGA: Mantan TNI Menolak Kembali Ditahan, Lapas Gaduh
"Presiden Poroschenko memang sangat kagum dengan Borobudur. Beliau sering selfie dengan latar belakang Candi Borobudur," terang Heru.
Saat menyambut Presiden Ukraina, Heru ditemani Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setiabudi, Bupati Magelang Zaenal Arifin, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah Prasetya Aribowo hingga jajaran PT Taman Wisata Candi Borobudur.
BACA JUGA: Pesawat Tempur F16, Helikopter Puma dan Hercules Sudah Siap
Panggah Ardiansyah, staf Balai Konservasi Borobudur (BKB) yang menjadi guide Presiden Poroschenko mengatakan, tamu negara itu membandingkan Borobudur dengan Angkor Wat di Kamboja, Menurut Panggah, Presiden Poroschenko memuji Borobudur yang lebih terawat ketimbang Angkor Wat.
"Presiden Ukraina sangat mengagumi candi Borobudur yang begitu megah, bersih serta memiliki nilai historis bagi umat Buddha. Beliau selalu menanyakan tentang relief di dinding candi dan sempat membandingkan dengan Angkor Wat di Kamboja. Dan menurutnya, Candi Borobudur sedikit lebih terawat,” kata Panggah.
Presiden Poroschenko tak hanya mengagumi tak hanya mengagumi relief dan corak Buddhis yang ada di Candi Borobudur. Sebab, relief-relief itu juga membuat Presiden Poroschenko penasaran.
Alhasil, Panggah pun mengaku langsung memberi penjelasan tentang relief di lorong I. Ada relief Lalitavistara yang menceritakan tentang kehidupan Sang Buddha Gautama serta relief reinkarnasi Buddha yang membuat Presiden Poroschenko terkesima.
Menpar Arief Yahya ikut tersanjung dan berterima kasih atas kunjungan Presiden Ukraina Poroschenko ke Mahakarya Budaya Dunia di Magelang, Jateng itu. Sudah pasti berita kunjungan ke heritage yang oleh Menpar dijuluki World Cultural Masterpiece itu diliput oleh media-media Eropa Timur di media digital. “Dan itu menjadi promosi dan viral yang bagus buat pasar Eropa Timur, terutama Ukraina,” kata Arief Yahya.
Memang, mantan Dirut PT Telkom yang alumni ITB Angkatan 80 itu tengah menyiapkan format baru managemen dengan pola Single Destination, Single Management. Setelah Badan Otoritas Pariwisata (BOP) dibentuk, tugas utamanya adalah membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata di dekat kompleks Borobudur, tanpa harus menghilangkan peran pihak lain di Zona 1, Zona 2 dan Zona 3.
“Kami tidak akan menyentuh Zone 1-2-3. Sama sekali tidak. Tapi wajib Single Management, kalau ingin cepat maju dan tidak menimbulkan persoalan tersendiri,” kata Arief.
Peraih gelar master dari Surrey University Inggris itu lantas mencontohkan Angkor Wat di Kamboja. Pengelolanya juga tunggal. Namanya APSARA National Authority.
Setahun, Angkor Wat didatangi 2.350.000 juta wisatawan mancanegara. Namun, Borobudur yang lebih tua, lebih indah, dan lebih besar, pada tahun 2015 lalu dikunjungi 254.082 ribu wisman. “Inilah yang sedang kami kebut,” ujar Arief.
Hiramsyah Sambudhy Thaib, Ketua Pokja 10 Top Destinasi Prioritas menjelaskan, konsep yang diinginkan Menpar Arief Yahya adalah pengelolaan zonasi yang membutuhkan koordinasi. Zona 1 yang dikuasai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak akan diutak-atik oleh Badan Otorita Pariwisata. Hanya butuh koordinasi yang baik agar tidak overlap di lapangan yang mengesankan tidak ada koordinasi lapangan.
“Begitu pun dengan Zona-2 dengan Kementerian BUMN dan PT Taman Candi Borobudi, Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko. Termasuki Zona-3 dengan PKL yang dikelola oleh Pemda," tambah Hiram yang saat ini terus melengkapi kelengkapan administratif BOP itu.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Cinta, Suami Rela Istri Kencan dengan Pembantu
Redaktur : Tim Redaksi