Bos ESQ Berbagi Kisah Hidup dalam Buku Hamba Sang Maha Cahaya

Sabtu, 30 September 2023 – 13:37 WIB
Soft launching buku Hamba Sang Maha Cahaya. Foto: ESQ

jpnn.com, JAKARTA - Buku biografi Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian berjudul Hamba Sang Maha Cahaya diluncurkan di Main Stage Indonesia Internasional Book Fair (IIBF) ICE BSD, Jumat (29/9).

Penulis buku Ahmad Fuadi mengatakan bahwa cerita hidup Ary Ginanjar memiliki keunikan dalam menghadapi badai dan krisis kehidupan.

BACA JUGA: Di Hadapan Peserta Pelatihan PAKU Integritas, Ary Ginanjar Berbagi Kisah Kejujuran

"Saya berpikir apa ya sebetulnya kunci Pak Ary bisa melewati itu yang kemudian teringat sama saya, ini enggak ada yang bisa membantu selain cahaya dari sumber cahaya terbesar sang maha cahaya," ujar Fuadi, dalam keterangannya, Sabtu (30/9).

Fuadi menuturkan, ada tiga krisis utama dalam kehidupan sosok Ary Ginanjar Agustian. Pertama, krisis saat masa kecil, yakni saat SD galau mempertanyakan al-Qur'an ini apa, tuhan itu seperti apa, dan lainnya.

BACA JUGA: Di Hadapan Menteri PUPR, Ary Ginanjar Paparkan Hasil Risetnya

Kedua, krisis setelah berkeluarga yang dinilai cukup berat. Ketiga, krisis yang berhubungan dengan ESQ, bisnis Ary Ginanjar.

"Kabar dari semenanjung Malaya yang kalau orang biasa mengalaminya mungkin saja kepalanya remuk dan hatinya hancur, tetapi di sini ada kekuatan cahaya," tuturnya.

BACA JUGA: 400 Jaksa Muda Angkatan 80 Dibekali Motivasi Mulia oleh Bos ESQ

Menurut Fuadi, cerita perjalanan Ary Ginanjar sayang jika hanya diceritakan secara lisan. Hingga akhirnya dituangkan dalam sebuah buku Hamba Sang Maha Cahaya

"Pertama, story ini sangat layak untuk dibaca ulang dan diambil manfaatnya. Kedua, saya belajar banyak dari Pak Ary. Ketiga, mudah-mudahan menuliskan ini bisa jadi amal bermanfaat, dan bisa jadi ilmu yang membawa kebaikan buat kita," ungkap Fuadi.

Pada kesempatan itu Ary Ginanjar mengatakan bukunya ini memuat tentang air mata, keresahaan anak manusia, pertanyaan yang tidak dijawab, kemudian makna kehidupan, dan tentang kehancuran, serta kejatuhan ketika sendirian.

“Awalnya saya ragu, pertanyaannya apakah saya siap menceritakan hal-hal yang gelap yang selama ini saya sembunyikan. Hal-hal yang sangat menyakitkan yang selama ini saya rahasiakan, orang hanya tau permukaan 5 persen, 90 persen kehidupan saya tidak pernah saya ungkapkan,” ujar Ary Ginanjar.

“Apakah benar saya harus menulis buku ini, apakah tepat buku ini saya tulis karena saya ragu, kenapa tidak dirahasiakan aja semua kisah-kisah ini, akhirnya entah bagaimana seperti tertuntun saja,” imbuhnya.

Dalam proses perjalan penulisan buku tersebut, Ary Ginanjar mengungkapkan tidak mudah untuk menggali kisah-kisah dalam hidupnya mulai dari kecil. Namun, penulis Ahmad Fuadi mampu secara presisi mengangkat hal tersebut.

Ary Ginanjar juga bercerita, saat bukunya telah rampung dia tidak mau membacanya, dibiarkan begitu saja, dan hanya diletakkan di atas meja.

“Akhirnya saya pergi haji di tahun 2023 kemarin, nah inilah saatnya saya baca buku. Jadi, saya baca buku dalam perjalanan haji di pesawat saat semua orang tidur karena gelap, saya sendiri baca 10 jam, saya menangis sendirian di pesawat," tuturnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler