jpnn.com, JAKARTA - Founder ESQ/ACT Consulting International Ary Ginanjar Agustian memaparkan hasil riset mempelajari ilmu character building dan corporate culture hadapan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Dia membahas terkait cara memahami core values BerAKHLAK dengan basis manajemen risiko. Menurutnya ada beberapa langkah untuk membangun pemimpin bertalenta di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR).
BACA JUGA: Ary Ginanjar Menilai BNPT Berperan Mewujudkan Indonesia Emas 2045
"Pertama, harus perkuat fondasinya, yakni corporate culture. Pastikan sebagai leaders pemikirannya harus Growth Mindset bukan Fixed Mindset," ujar Ary Ginanjar, dalam keterangannya, Minggu (10/9).
Kedua, pimpinan harus memiliki kemampuan berkomunikasi atau cara meng-handle milenial dan zelenial dengan ilmu coaching, serta pastikan menempatkan orang di tempat yang tepat sesuai dengan talenta atau DNA.
BACA JUGA: Menteri PUPR Kirim Pejabat Senior Ikuti Coaching, Ini Alasannya
"Baru bisa tingkatkan dengan kompetensi-kompetensi lainnya dengan istilah jadi magister super-specialist," tuturnya.
Dikatakan Ary bahwa untuk mempertahankan sebuah lembaga, kementerian, instansi, dan lainnya harus perkuat fondasi dengan core values dan core purpose.
BACA JUGA: Ary Ginanjar: Bicara ASN Adalah Soal SDM BerAKHLAK
"Corporate culture tidak hanya infrastruktur, tetapi kami ingin meninggalkan legacy atau siapkan fondasi yang kokoh agar PUPR bisa bertahan hingga 100 tahun ke depan. To live, to learn, and to leave the legacy," paparnya.
Menurut Ary, setelah fondasinya kuat, untuk merespons masalah dan perubahan, maka harus punya pemikiran yang growth mindset.
"Karena jadi pemimpin masa depan itu harus no JEB. No Justification, No Excuse, No Blaming," lanjut Ary.
Ketiga, yaitu tentang coaching. Ary mengatakan, Harvard Business Review memberikan tip bagaimana menangani generasi milenial dan zelenial, yakni dengan social networking, people development and coaching, serta collaboration.
Metode Coaching adalah sebuah teknik bertanya dan mendengarkan seseorang tanpa ada unsur menasihatinya.
Tujuannya untuk menggali potensi, perencanaan strategi, bahkan perencanaan menyelesaikan permasalahannya tanpa diberikan saran dari orang lain.
Paparan dari Ary Ginanjar direspons positif oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dia mengatakan bahwa semuanya harus dilandasi dengan BerAKHLAK.
"Insyaallah akan kami teruskan, budayanya harus kuat dan berani serta berjiwa seni," kata Basuki Hadimuljono. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh