jpnn.com, JAKARTA - Bos First Travel Andika Surachman mengaku diintimidasi penyidik Bareskrim Polri saat menjalani pemeriksaan sebagai tersangka.
Menanggapi pernyataan itu, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto meragukan pengakuan pelaku penipuan puluhan ribu calon jemaah umrah itu.
BACA JUGA: Polri Klaim Serahkan Barbuk Penipuan First Travel Rp 8,9 M
"Saya tidak yakin ada kekerasan dan intimidasi segala macam," ujar dia di Jakarta, Selasa (25/4).
Bahkan Polri kata dia siap untuk membuktikan pengakuan itu tidak benar dengan mengecek rekaman CCTV di ruang penyidik Bareskrim.
BACA JUGA: Syahrini: Demi Allah, Saya Tidak Bersalah
"Bisa dicek di Bareskrim lah. Kan sekarang sudah canggih, ada CCTV segala macam, bisa dicek,” imbuh dia.
Hal yang sama juga dikatakan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Brigjen Herry Rudolf Nahak yang memimpin langsung penyidikan.
BACA JUGA: Syahrini Minta First Travel Kembalikan Uang Jemaah
“Itu dia enggak bener bicara, intinya enggak lah. Enggak mungkin penyidik melakukan itu,” ujar dia.
Menurut Rudolf, para tersangka bolak-balik diperiska penyidik dan selalu tersorot media. Dalam pemeriksaan itu tidak didapati bekas-bekas penganiayaan.
“Kan dimonitor sama wartawan. Kuasa hukumnya juga selalu ada di sampingnya,” tambah dia.
Andika Surachman sebelumnya bersaksi di hadapan majelis hakim. Dia mengaku setelah ditetapkan tersangka oleh polisi pada Agustus 2017, banyak berita acara penyelidikan (BAP) yang dianggap tidak sesuai harapannya.
Andika bahkan mengatakan BAP yang ada sekarang dan ditandatanginya merupakan hasil intimidasi atau ada tekanan.
"Saya sebenarnya membantah isi BAP itu karena ada banyak yang tidak saya akui. Tanda tangan di BAP itu juga saya tanda tangan karena ada tekanan," tandas Andika di persidangan, Senin (23/4). (mg1/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Hadir Sidang First Travel, Syahrini Diserbu Warganet
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan