jpnn.com, SURABAYA - Polisi menembak mati otak perampokan, Ahmad Fauzi, 32, warga Jalan Wonosari Lor D-3 / 6, Surabaya.
Pelaku diketahui merupakan otak sekaligus eksekutor perampokan pengusaha beras di Jalan Kapas Krampung nomer 109 dengan korbannya Go Hong Bun alias Awen. Pelaku membacok korbannya hingga tewas.
BACA JUGA: Suami ke ATM, Istri dan Bayinya di Mobil Didatangi Perampok
Kapolrestabes Surabaya, Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Mohammad Iqbal menjelaskan Fauzi dilumpuhkan pada Rabu dinihari, (27/9) di Jalan Kedung Cowek.
Pergerakan Fauzi memang sudah diintai sejak empat bulan terakhir.
BACA JUGA: Habis Dirampok, Dianiaya, Irma Ditinggalkan Begitu Saja
“Tersangka ini kami buru setelah terlibat kasus perampokan di Jalan Kapas Krampung nomor 109 dengan korban Go Hong Bun, alias Awen yang tewas setelah dibacok oleh tersangka,” kata Kombespol M Iqbal.
Iqbal menjelaskan, saat beraksi pelaku tidak sendirian melainkan bersama dua orang temannya yakni Dahruji dan Saiful.
BACA JUGA: Coba Rebut Hp Kekasih, Nyawa Erfanto tak Tertolong
Keduanya sudah ditangkap terlebih dahulu. Hanya saja saat itu, otak sekaligus eksekutor perampokan tersebut berhasil lolos.
Kemudian polisi terus mencari jejaknya hingga akhirnya polisi mendapatkan informasi jika Fauzi kembali ke Surabaya dan hendak melakukan aksinya kembali.
“Kemudian kami melakukan penyelidikan untuk menangkap tersangka. Setelah itu, kami melihat tersangka sedang mengendarai sepeda motor melintas di Jalan Kedung Cowek. Pengejaran pun kami lakukan,” lanjut Iqbal.
Dia mengatakan anggota yang mengejar mencoba menghentikan tersangka dengan cara memotong jalan kendaraan pelaku. Namun upaya tersebut gagal, dan tersangka berhasil kabur.
Tak menyerah, polisi terus mengejar tersangka hingga pintu masuk jembatan Suramadu. Di sini Fauzi berhasil dihentikan setelah polisi memepet dan menendang motor Honda Beat warna merah yang ia kendarai.
“Setelah itu, kami mencoba menangkap tersangka. Namun tersangka malah melawan dengan mengeluarkan sajam dari punggungnya. Tembakan peringatan kami lepaskan untuk menghentikan tersangka. Hanya saja tidak digubris dan justru berusaha menyerang anggota,” tambahnya.
Karena membahayakan nyawa anggota, tindakan tegas dilakukan. Yakni dengan menembak pelaku yang berujung tewas otak perampokan tersebut.
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini menyebutkan bahwa Fauzi selama beraksi dikenal yang sadis. Sebab ia tak segan-segan melukai korbannya dengan celurit yang kerap ia bawa.
Selain itu, pelaku tercatat merupakan residvis yang keluar pada tahun 2009 lalu. Dalam waktu tersebut, dia sudah menjalankan aksinya sebanyak lima kali. Salah satunya adalah perampokan di Kapas Krampung.
“Selain itu, kebiasasn Fauzi sebelum beraksi adalah mengisap sabu dan membawa jimat. Hal itulah yang kami temukan dari tas yang dibawa tersangka, selain kunci T dan juga senjata tajam,” tegasnya.
Mantan Kapolres Gresik dan Sidoarjo ini juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak main-main dengan penjahat jalanan.
Sehingga dia berpesan kepada pelaku yang belum tertangkap agar segera menyerahkan diri, atau jangan melawan ketika hendak ditangkap. Sebab jika mencoba melawan, dipastikan akan diberi tindakan tegas seperti pelaku Fauzi.
“Saya tegaskan kembali, jangan neko-neko di Surabaya,” pungkasnya. (yua/rud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kata Pak Kapolres, Jojon Serakah
Redaktur & Reporter : Soetomo