Bottlesmoker Bahas Ritual Halusinogen dalam Lagu Entheogen (Storm)

Kamis, 23 Februari 2023 – 19:19 WIB
Bottlesmoker. Foto: Dok. Narumi Records

jpnn.com, JAKARTA - Duo elektronik asal Bandung, Bottlesmoker merilis lagu terbaru yang berjudul Entheogen (Storm) pada Kamis (23/2).

Single kedua setelah Tortuga II itu menjadi penanda bagaimana musik grup yang diisi Angkuy dan Nobie itu pada album ke-6 yang berjudul Puraka.

BACA JUGA: Bottlesmoker Gelar Namaste Tour 2023, Singgah ke 3 Negara

"Entheogen (Storm) lagu yang sangat penting di album Puraka nanti. Dia menjadi nyawa utama, baik secara musik dan juga pesan," kata Angkuy Bottlesmoker, Kamis (23/2).

Entheogen (Storm) ditulis pada 2019 setelah Angkuy menonton 'The Nepalese Honey That Makes People Hallucinate' di Vice.

Nobie melanjutkan riset tentang halusinogen dan hubungannya dengan kebudayaan.

BACA JUGA: Unik, Bottlesmoker Gelar Konser Khusus untuk Tanaman

Akhirnya Bottlesmoker menemukan buku Entheogens and the Future of Religion karya Albert Hofmann yang menceritakan tentang psychedelic plants and drugs in religion and society.

Angkuy dan Nobie terpukau dengan praktik budaya peradaban dahulu yang memanfaatkan sumber daya alam untuk berbagai macam kebutuhan termasuk ritual dengan Sang Pencipta.

BACA JUGA: Bottlesmoker, Musisi Indonesia Pertama Tampil di Playtime

Tanaman halusinogen menjadi medium dan semacam gerbang menuju spiritual dan terhubung dengan semesta, bahkan bisa menjadi obat untuk berbagai penyakit.

Entheogen (Storm) menjadi medium bagi Bottlesmoker untuk mengingatkan kembali bahwa tidak perlu ada dekriminalisasi terhadap alam.

Selain itu, tanaman halusinogen memiliki peran penting dalam kehidupan.

Single Entheogen (Storm) dirilis oleh Narumi Records, label yang dikelola oleh Bottlesmoker sendiri.

Lagu ini juga melibatkan Dissa Kamajaya sebagai produser dan Kiivv sebagai co-produser, serta direkam di Timur Recording Studio milik Parakuat.

Secara musikalitas, lagu Entheogen (Storm) masih bernuansa seperti di album ke 4, Parakosmos.

Masih terdengar ada pola permainan beat tribal khas perkusi Indonesia Timur dengan chanting dari ritual-ritual yang menjadi salah satu gagasan eksplorasinya.

"Lagu ini adalah lagu paling pendek, tapi proses penulisannya paling panjang, khususnya pada bagian riset. Lagu yang sudah menjadi trigger untuk banyak hal dalam penulisan lagu berikutnya," beber Nobie Bottlesmoker.

Entheogen diambil dari nama zat psikoaktif yang hanya ada di tanaman enteogenik seperti kaktus peyote, jamur psilocybe, bunga brugmansia, daun ayahuasca dan lain-lain.

Zat tersebut menginduksi perubahan dalam persepsi, suasana hati, kesadaran, kognisi, atau perilaku untuk tujuan melahirkan perkembangan spiritual dalam konteks sakral.

Studi antropologi telah menetapkan bahwa entheogen digunakan untuk tujuan religius, magis, perdukunan, atau spiritual di banyak bagian dunia.

Lagu Entheogen (Storm) dari Bottlesmoker sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik digital. (ded/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler