jpnn.com, BATAM - Sejumlah perusahaan asal Tiongkok perang dagang Amerika-Tiongkok ramai-ramai merelokasi pabriknya. Sayangnya, Batam tidak dilirik investor Tiongkok sebagai pusat relokasi pabrik-pabrik mereka.
Namun, Badan Pengusahaan (BP) Batam mengatakan tetap optimistis untuk mencari investor dari negeri tirai bambu atau dari negara yang terimbas perang dagang.
BACA JUGA: Putin Kecam Perang Dagang AS - Tiongkok
“Kalau soal imbas perang dagang, memang belum kelihatan signifikan ke Batam,” ujar Kepala BP Batam, Edi Putra Irawadi, Sabtu (15/6).
BACA JUGA: Honorer K2 Pendukung Prabowo Sebut Tim Hukum BPN Bikin Ketua KPU Panik
BACA JUGA: Lion Air Akhirnya Berangkatkan Penumpang yang Sempat Tertahan di Jakarta
Tapi, sejak dia memimpin BP Batam, Edi sudah mempersiapkan kuda-kuda untuk menggoda investor dari negara yang terjebak sengketa perang dagang.
“Saya sudah antisipasi berbagai kebijakan untuk menggoda investasi dan produk dari negara-negara yang bersengketa. Negara-negara yang tidak memiliki perdagangan bebas dengan Indonesia seperti Rusia, timur tengah, Amerika dan lain-lain serta jasa dan industri sunset,” terangnya.
BACA JUGA: Dinas Pendidikan Mendata Jumlah Siswa tak Lolos PPDB 2019
Beberapa kebijakan yang dilakukan BP Batam untuk menarik investor yang terimbas perang dagang antara lain membenahi aktivitas front line seperti pelayanan perizinan secara elektronik, menjalankan klinik berusaha dan membentuk garda pengawalan investasi.
“Lalu kebijakan dahulu yang merubah sistem alokasi lahan sebagai salah satu satu fasilitas investasi disamping insentif fiskal seperti tax allowance, tax holiday dan tentu saja fasilitas free trade zone (FTZ),” jelasnya.
BP Batam juga berupaya mepermudah pemasukan barang modal dan bahan baku, serta logistik.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jarak Rumah ke Sekolah 500 Meter, tak Lolos PPDB 2019 Jalur Zonasi
Redaktur & Reporter : Budi