BPIP Bina Puluhan Eks Napi Teroris di Banten Agar Memiliki Ideologi Pancasila yang Kuat

Sabtu, 08 Juli 2023 – 22:02 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi (tengah) menjadi pembicara kunci pada Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dengan tema 'Islam, Pancasila dan Kebangsaan' yang diikuti puluhan eks napi teroris di wilayah Banten,. Sabtu (8/7). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

jpnn.com, BANTEN - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memberikan pembinaan ideologi Pancasila kepada puluhan eks narapidana teroris (napiter) di wilayah Banten, Sabtu (8/7).

Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi mengajak para Napiter untuk bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa sebagai Warga Negara Indonesia dan memiliki Pancasila.

BACA JUGA: Harganas ke-30: BPIP Gotong Royong Menurunkan Prevalensi Stunting di Indonesia

"Mari kita bersyukur, karena kita diberikan segala-galanya," pesan Prof Yudian Wahyudi saat menjadi pembicara kunci pada Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dengan tema 'Islam, Pancasila dan Kebangsaan'.

Prof Yudian juga mengucapkan terima kasih kepada eks Napiter yang sudah kembali ke Pancasila dan NKRI.

BACA JUGA: Kepala BPIP Prof Yudian Sampaikan IAP Bisa Menjadi Dasar Penguatan Kebijakan Pemerintah

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ibu karena sudah kembali dan ikrar terhadap Pancasila dan NKRI," pada acara tersebut yang diselenggarakan BPIP berkolaborasi dengan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten.

Dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berhasil menembus Harvard Law School Amerika itu menegaskan Pancasila harus menjadi nilai dasar yang dipedomani dalam menjalani kehidupan.

"Nilai-nilai Pancasila harus tercermin dalam laku dan tindakan kita, baik sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara," tegas Prof Yudian.

Dia juga mengingatkan khususnya kepada para Napiter agar jangan mudah terpengaruh oleh ajakan yang menawarkan ideologi-ideologi transnasional.

"Kita lihat negara-negara besar dan maju, sangat iri kepada kita, bahkan dari mereka banyak sekali yang pecah," ungkapnya.

Prof Yudian juga menjelaskan Islam dan Pancasila tidak ada yang bertentangan, bahkan merupakan satu kesatuan untuk peradaban umat manusia.

"Kelima sila dari Pancasila jika kita resapi betul, tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam, justru malah mengonfirmasi bahwa sila-sila Pancasila merupakan cerminan dari nilai-nilai Islam," jelasnya.

Diharapkan kegiatan ini tidak hanya seremonial, tetapi dapat memberikan penguatan, keyakinan, serta pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya Ideologi Pancasila.

Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Prof Wawan Wahyuddin mengapresiasi BPIP yang sudah melakukan kolaborasi, gotong royong membina eks Napiter dalam penguatan Ideologi Pancasila.

Dia mengaku eks Napiter ini berasal dari berbagai wilayah di Banten dan berbagai organisasi, seperti NII, JAD, JI dan organisasi lainnya yang menentang NKRI.

"Bapak ibu, silakan manfaatkan momentum yang sangat baik ini, saling bertukar pikiran dengan para narasumber," pesan Prof Wawan.

Dirinya juga mengakui Banten merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya mudah terafiliasi dengan organisasi terorisme, sehingga perlu konsistensi dalam penguatan ideologi dan wawasan kebangsaan.

"Saya berharap setelah diberikan pembinaan ini, para napiter ini memiliki Ideologi Pancasila yang kuat dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso mengajak para Napiter untuk bersatu dan maju ke depan bersama-sama untuk NKRI.

"Mari kita bersatu untuk negeri tercinta ini, karena dengan Pancasila, kita sangat beruntung," ajak Prakoso.

Ia juga berharap dengan menambah wawasan dan pengetahuan tentang Pancasila dapat ditularkan kepada keluarga dan teman-temannya.

"Semoga dengan menambah wawasan tentang Pancasila ini dapat ditularkan kepada yang lainnya," harap Prakoso.

Pihaknya juga mengapresiasi kepada segenap pihak yang turut andil dalam menyukseskan kegiatan ini.

"Kami berharap bahwa kegiatan ini menjadi bagian riil dari gerakan sosialisasi, pembinaan, dan pembumian Pancasila di seluruh penjuru tanah air," pungkasnya.

Salah satu peserta eks Napiter asal Pandeglang Supriantoro mengapresiasi dengan kegiatan tersebut.

Menurutnya, kegiatan ini telah menambah wawasan, pengetahuan dan semakin meyakinkan dirinya terhadap Pancasila.

Eks Napiter NII ini juga mengaku menyesal masuk dan terpengaruh masuk organisasi ekstremisme dan radikal itu, dan bahkan tidak menguntungkan sama sekali.

Dia berharap kepada masyarakat tidak mudah percaya dengan iming-iming apapun hanya untuk masuk ke organisasi radikal yang ingin memecah persatuan Indonesia. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler