BPIP Gandeng ITB Gelar Simposium tentang Ideologi Pancasila, Yasonna Singgung Iptek

Kamis, 03 November 2022 – 22:36 WIB
Kepala BPIP Yudian Wahyudi dalam Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (3/11). Foto: Humas BPIP

jpnn.com, JAWA BARAT - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (3/11).

Kegiatan bertema Ethics for smart society 5.0: Channeling State Ideology Through Digital Humanities itu dibuka Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly yang mewakili Presiden Jokowi secara daring.

BACA JUGA: Pak Jokowi Dianggap Negarawan, Tak Mungkin Berpihak di Pilpres 2024

Dia menegaskan kedudukan Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Dia juga mengapresiasi kegiatan yang digagas BPIP berkolaborasi dengan ITB yang telah mengumpulkan para ilmuwan nasional maupun internasional dalam bidangnya.

BACA JUGA: Pemerintah Naikkan Tarif Cukai Tembakau Tahun Depan, Pengguna Rokok Elektrik Jangan Senang Dulu

"Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mewakili Presiden Republik Indonesia sebagai kegiatan yang memungkinkan terjadinya pertukaran ilmu pengetahuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan," ujarnya.

Presiden menyebut ITB merupakan kampus Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno dalam menimba ilmu untuk kemajuan bangsa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

BACA JUGA: Jokowi Mesti Berterima Kasih kepada Megawati, Mustahil Dukung Capres Bukan dari PDIP

"Sudah sewajarnya BPIP berkolaborasi dengan tempat di mana Ir. Soekarno dalam menimba ilmu dalam mempersiapkan kebijakan dalam membangun Indonesia," paparnya.

Dia berharap kegiatan tersebut mempu menghasilkan karya intelektual yang dapat dijadikan referensi dalam membangun Bangsa yang berlandaskan Pancasila.

"Kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan karya-karya yang intelektual yang dapat dijadikan referensi dalam kebijakan," lanjutnya.

Dia menjelaskan dengan revolusi industri dengan kemajuan teknologi pasti menimbulkan tantangan dan kerugian terhadap kehidupan manusia.

"Untuk mengatasi hal tersebut, karya ilmiah, sastra yang dihasilkan tidak menghilangkan unsur manusiawi agar kemajuan revolusi industri," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan di era baru perkembangan teknologi digital berkembang sangat pesat sehingga membawa perubahan yang beragam atau kompleks.

"Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehingga perlu perumusan tantangan, peluang dan inovasi yang diperlukan dalam membangun kehidupan smart society 5.0," paparnya.

Dalam evolusi 5.0 adalah masyarakat informasional yang dibangun di atas society 4.0 yang bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan kesejahteraan masyarakat dunia.

"Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat di mana orang menikmati hidup secara maksimal," jelasnya.

Dia menegaskan dalam semakin kompleksnya tantangan baru itu maka Pancasila sebagai Ideologi Negara harus ikut andil dalam kebijakan.

"Pancasila sendiri memiliki dimensi atau kekuatan untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru," tegasnya.

Dia mengatakan Pancasila dibentuk untuk menjawab semua isu kontemporer yang terus berkembang.

"Pancasila harus diamalkan pada pembangunan nasional dalam aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan teknologi informasi," ujarnya.

Rektor ITB Prof. Ir. N.R. Reni D. Wirahadikusumah yang diwakili Sekretaris Rektor ITB Widjaja Martokusumo mengucapkan terima kasih kepada BPIP yang sudah menjalin kolaborasi.

Menurut dia, ilmu-ilmu kemanusiaan adalah salah satu faktor yang penting dalam menjadikan ITB sebagai pusat dari pengembangan kebudayaan bangsa.

Hal itu sesuai dengan RENIP ITB 2006-2025. Selaras dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi digital, memahami dan menguasai bidang digital dan kemanusiaan adalah sebuah keharusan.

"Humanities is one of the important factors to make ITB a center for the development of the nation's culture, as mandated in RENIP ITB 2006-2025. In line with the technology development, especially digital technology, understanding and mastering the field of digital humanities is a necessity" ujarnya.

Dia juga memaparkan kegiatan akademik yang dilaksanakan oleh KK Ilmu-ilmu Kemanusiaan (KKIK) di Fakultas Seni Rupa dan Desain telah melebihi ekspektasi terdapat studi, HAKI, and Pengabdian Masyarakat yang telah dilaksanakan oleh KKIK, termasuk kegiatan kolaborasi dengan berbagai pihak.

"To anticipate and address various challenges, opportunities, and innovations in the midst of the life of the Indonesian nation which is experiencing the development of the Industrial Revolution 4.0 and digital age with various disruption of humanity; ITB through KKIK collaborates with Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) to develop the position of Pancasila as a scientific paradigm, especially in the disciplines of humanities through the contribution of scientific works from national and international experts and scientists in the field of digital humanities", paparnya.

Sementara itu Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP Dr. M. Sabri, M.A dalam laporannya mengaku kegiatan ini merupakan ikhtiar agung untuk menghimpun visi dan pemikiran dari para ilmuwan dalam negeri maupun luar negeri.

Output dalam kegiatan tersebut diharapakan dapat melahirkan karya dari para ilmuwan Internasional yang akan menjadi referensi ilmiah dalam menjelaskan beragam tantangan, peluang dan inovasi yang diperlukan dalam rangka membangun kehidupan smart society 5.0 di Indonesia maupun luar negeri dengan menggunakan perspektif Pancasila.

"Kami juga bekerja sama dengan penerbit International Atlantis Press sehingga referensi ilmiah Pancasila dan keilmuan digital humanities dapat diakses secara internasional dan diperbincangkan secara global", dalam laporannya. (mrk/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Laksamana Yudo: Mari Jadikan TNI AL Sebagai Rumah Besar Pancasila


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BPIP   Pancasila   ITB   Jokowi   Yasonna H Laoly  

Terpopuler