jpnn.com, MADURA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Jawa Timur, Kamis (24/8).
Kegiatan yang mengangkat tema 'Penguatan Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-nilai Pancasila Menuju Indonesia Emas 2045' itu diikuti lebih seribu lebih mahasiswa UTM dari berbagai fakultas dan jurusan.
BACA JUGA: BRIN, BPIP, dan LPPM Unnes Berkolaborasi dalam Riset & Pembangunan Berbasis Pancasila
Dalam kesempatan itu, Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi mengajak kepada mahasiswa memahami, menghayati dan memedomani Pancasila.
Tak hanya itu, mahasiswa juga ditekankan untuk memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
BACA JUGA: BPIP Klarifikasi Pemberitaan Terkait Seleksi Calon Paskibraka di Sultra, Malut & Jateng
"Ke depan eranya akan semakin kompleks perkembangan Iptek akan semakin tidak terbayangkan," pesan Prof Yudian.
Dia berharap dengan menguasai Iptek, bangsa Indonesia akan terus bersaing dengan negara maju.
"Lebih jauh lagi pengembangan Iptek dapat diarahkan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," paparnya.
Tidak hanya itu, Prof Yudian bahkan mendorong kepada mahasiswa untuk mendalami bahasa asing sebagai modal untuk menjadi manusia unggul, kompetitif tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional.
"Jika adik-adik ini sudah menjadi generasi cerdas, maka tidak perlu khawatir bonus demografi Indonesia Emas 2045 bukan sekadar angan-angan, tetapi pasti akan terwujud," tegasnya.
Prof Yudian berharap Indonesia menjadi bangsa yang maju adil dan makmur, tidak terbelakang dari negara-negara lain, tetapi memiliki kekuatan gotong royong untuk menjaga spirit kemerdekaan.
Prof Yudian juga menjelaskan tentang sejarah proklamasi Indonesia yang ratusan tahun diduduki oleh para penjajah, tetapi bangsa Indonesia tetap bersatu.
"Indonesia baru merdeka secara proklamasi di tahun 1945. Dulu waktu dijajah Belanda, Indonesia terjajah selama 430 tahun lalu kemudian masuk Jepang yang teknologi militernya 1.000 kali lipat. Hal ini tidak menjadi alasan untuk Indonesia tetap mendeklarasikan kemerdekannnya hanya dalam kurun waktu 59 detik saja", paparnya.
Menurut Prof Yudian, kemerdekaan Indonesia sangat hebat dibandingkan negara-negara lain di muka bumi, bahkan termasuk tokoh Madura yang ikut serta dalam memperjuangkannya.
"Tidak pernah terjadi sepanjang sejarah kecuali di Indonesia, anak-anak jajahan yang disekolahkan oleh para penjajah selama puluhan tahun, kemudian mereka bisa melawan dengan mengikrarkan Sumpah Pemuda," terang Prof Yudian.
Tokoh Madura, di antaranya Muhammad Tabrani yang saat itu mengusulkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
"Hebatnya Pancasila sebagai ideologi bangsa bisa menjamin semua penduduk Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak mereka lahirkan untuk menjadi apapun termasuk calon presiden," kata Prof Yudian.
Plt Bupati Bangkalan Mohni mengutarakan pandangannya melalui Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Dia bahkan memotivasi mahasiswa untuk menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Penanaman ideologi Pancasila sebagai penguatan karakter bagi mahasiswa sesuai dengan nilai-nilai yang dikandung di dalamnya ini perlu diamalkan," kata Plt Bupati Mohni.
Dia juga mendorong mahasiswa untuk menjalankan kewajibannya sebagai penduduk NKRI di bawah naungan Pancasila.
"Sosialisasi yang disampaikan diharapkan bisa memberikan mahasiswa kehidupan yang lebih baik ke depannya," ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan itu.
Dekan Fakultas Hukum UTM Erma Rusdiana mengapresiasi kegiatan ini, karena sudah mengingatkan kembali betapa pentingnya Pancasila bagi generasi bangsa.
"Melalui sosialisasi ini, diharapkan BPIP dapat berbagai pengetahuan akan pemahaman mengenai Pancasila sebagai kebijakan yang kokoh untuk menjaga NKRI," kata Erma Rusdiana yang hadir mewakili Rektor UTM.
Kerja sama antara BPIP dan UTM juga akan menjadi komitmen pihaknya untuk terus membuat program atau kegiatan untuk menguatkan ideologi Pancasila kepada mahasiswa maupun dosen.
Apresiasi juga disampaikan sejumlah mahasiswa dan dosen UTM.
Mereka mengakui mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang Pancasila dan kebangsaan dari para narasumber.
Hadir mendampingi Prof Yudian Wahyudi pada kegiatan ini, antara lain Wakil Kepala BPIP Karjono Atmoharsono, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso.
Selain itu juga hadir jabatan pimpinan tinggi (JPT) pratama di lingkungan BPIP, dan UTM serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bangkalan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi