jpnn.com, JAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melalui Deputi Bidang Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi menggelar Diskusi Terpumpun Koordinasi Advokasi Pembinaan Ideologi Pancasila di Jakarta, Sabtu (14/1).
Dalam penyelenggaraan diskusi tersebut, BPIP menggandeng Ikon Prestasi Pancasila 2021 se-Jabodetabek dengan mengangkat tema 'Bersama Membumikan Pancasila'.
BACA JUGA: Kepala BPIP: Salam Pancasila Pemersatu Bangsa Bukan Mengganti Salam Keagamaan
Ikon Prestasi Pancasila adalah penghargaan pada wujud pribadi, kelompok, komunitas yang melaksanakan Pancasila dalam tindakan yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, baik melalui prestasi nasional maupun internasional.
BACA JUGA: BPIP dan MA Kompak Lakukan Ini untuk Menguatkan Nilai-Nilai Pancasila di Lembaga Yudikatif
Diskusi Terpumpun Koordinasi Advokasi Pembinaan Ideologi Pancasila yang diselenggarakan BPIP bersama Ikon Prestasi Pancasila 2021 se-Jabodetabek yang berlangsung di Jakarta. Foto: Dokumentasi Humas BPIP
Pada kesempatan itu, Deputi Bidang Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi KA Tajuddin mengungkapkan kecemasannya terhadap keadaan bangsa Indonesia saat ini.
Sebab, pascareformasi kehilangan lembaga yang melakukan pembinaan nilai-nilai Pancasila secara luas.
BACA JUGA: BPIP Berikan Trauma Healing untuk Korban Gempa CianjurÂ
Menurut Tajuddin, sekarang bisa dilihat nilai-nilai kesopanan dan menghormati sudah berkurang di masyarakat.
"Kerenggangan rasa kekeluargaan dalam keluarga sendiri, orang tua dan anak saling tuntut-menuntut, malah ada bunuh membunuh," kata Tajuddin.
Dalam kehidupan sosial, lanjut dia, ditemukan tidak sedikit orang yang membantu saat ada kecelakaan atau ada konflik, tetapi sibuk merekam kejadian tersebut untuk dijadikan konten.
Menjawab tantangan perubahan perilaku, Tajuddin menyampaikan beberapa program yang sedang dan akan dilaksanakan BPIP.
"Buku bahan ajar dan mata kuliah Pancasila sedang dipersiapkan, Paskibraka yang dibimbing dan diberikan pembekalan nilai-nilai Pancasila, juga kajian-kajian dalam rangka memastikan regulasi yang ada sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," terangnya.
Tajuddin juga mengajak para Ikon Prestasi Pancasila untuk menjadi garda terdepan dalam penyebaran nilai-nilai Pancasila dalam tutur dan perilaku di masyarakat dengan konten kekinian.
Dia mengajak bersinergi dan bergotong-royong membumikan nilai-nilai Pancasila sesuai porsi masing-masing.
"Kecil pun itu sangat bermanfaat. Bisa dimulai dengan konten untuk anak muda yang sederhana, untuk pembumian Pancasila," ujarnya.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo alias Romo Benny menambahkan adanya Ikon Prestasi Pancasila dapat menjadi jawaban bagi BPIP merangkul masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
"BPIP dapat membuat video profil tentang para ikon Pancasila agar masyarakat tahu bahwa banyak role model pembumian Pancasila ada di Indonesia," kata Romo Benny.
Pakar komunikasi politik tersebut menyampaikan agar komunikasi pembumian Pancasila berhasil, BPIP dapat bekerja sama dengan Ikon Prestasi Pancasila.
"Mereka punya basis, mereka dikenal masyarakat. Lewat mereka juga, kita bisa belajar dan menyusun strategi bagaimana nilai-nilai Pancasila dibuktikan secara nyata dengan peran-peran para ikon," sarannya.
Romo Benny mengatakan opini dan masukan dari para ikon pun dapat menjadi basis bagi BPIP untuk strategi bagaimana melakukan komunikasi pembinaan nilai-nilai Pancasila.
"Ini harus menjadi catatan bagi BPIP dan dalam diskusi ini, bahwa kita mencari bersama-sama melakukan pembumian Pancasila," imbuhnya.
Para Ikon Prestasi Pancasila 2021 pun menuturkan banyak opini dan ide terkait aplikasi pembumian nilai-nilai Pancasila.
Dimulai dari memberikan edukasi kepada keluarga dan murid-murid di sekolah tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila hingga dikalangan komunitas dan masyarakat yang lebih luas.
Seperti yang dikatakan penerima penghargaan Ikon Prestasi Pancasila yang juga merupakan seorang Budayawan Prof FX Mudji Sutrisno yang menurutnya perlu adanya pemetaan strategis dalam pembumian Pancasila.
“Itu dapat dilakukan dengan pendekatan-pendekatan kekinian seperti yang dikatakan Ibu Bapak para penerima penghargaan, yakni melalui pendekatan budaya, seni, musik, olahraga dan sebagainya," ujar Prof Mudji.
Hal itu dipertegas moderator dalam diskusi kali ini, Ngatawi Al-Zastrouw, budayawan yang juga Ketua Art Makara UI.
"Pancasila lahir dari tingkah laku dari kita sendiri, dan digali oleh Bung Karno untuk menjadi Pancasila. Inilah yang harus kita ingat," tegas Ngatawi.
BPIP dan Ikon Prestasi Pancasila 2021 menyatakan akan terus bekerja sama, bersinergi dalam pembumian nilai-nilai Pancasila lewat pendidikan dan nilai-nilai kekeluargaan keseluruh masyarakat Indonesia.
Ikon Prestasi Pancasila 2021 yang hadir, di antaranya Irjen (Purn) Benny Jozua Mamoto, Prof FX Mudji Sutrisno, Prof Eng Agus Haryono, Pdt Henriette Tabita Hutabarat Lebang, dan Bhikku Dhammasubho.
Kemudian Heni Sri Sundani Jalarada, Puspa Arumsari, Iwenk (Komunitas Bhinekka), Pujiono, Ryan Sucipto, ICRP (Indonesian Conference On Religion And Peace), dan Humanity First. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi