jpnn.com, JAKARTA - BPJS Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM), untuk mengoptimalkan cakupan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) serta percepatan menuju Universal Health Coverage (UHC) 2024 mendatang.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengungkapkan kerja sama ini dimaksudkan untuk mendorong potensi kepesertaan dari sektor badan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
BACA JUGA: Perkuat Perlindungan Buruh dan Ojol, FSPTSI Luncurkan BPJS Plus
Perjanjian kerja sama ini juga diharapkan dapat menciptakan integrasi data kepesertaan, koordinasi, sosialisasi dan edukasi Program JKN-KIS kepada pelaku usaha di bidang koperasi, UMKM. Selain itu, adanya kerja sama terkait perlindungan jaminan kesehatan nasional pada non-aparatur sipil negara yang menjadi karyawan di Kemenkop UKM.
“Kami juga berharap, Kemenkop UKM mendukung serta mendorong pelaku UMKM, pengurus, pengawas dan anggota koperasi untuk dapat menjadi peserta aktif Program JKN-KIS,” ujar Ghufron dalam kegiatan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama BPJS Kesehatan dengan Kemenkop UKM secara daring, Selasa (24/8).
BACA JUGA: Tarmizi Ingin Tumpang Tindih Data Penerima JKN-KIS di Aceh Segera Tuntas
Dia menambahkan dengan menjadi peserta aktif, maka pembiayaan kesehatan dapat terjamin. “Sehingga akan berdampak terhadap produktivitas dan peningkatan kualitas UMKM serta koperasi sebagai pondasi perokonomian Indonesia,” kata Ghufron.
Per 31 Juli 2021, jumlah kepesertaan Program JKN-KIS adalah 225.482.991 jiwa atau 83,4 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
BACA JUGA: Kemenaker-BPJS Ketenagakerjaan Gelar Vaksinasi Bagi Buruh, CPMI, dan CPLN
Sementara, target RPJMN pada 2024 Universal Health Coverage mencapai 98 persen dari total penduduk Indonesia.
Entitas badan usaha yang telah menjadi peserta JKN adalah 341.367.
Terdiri dari 26.778 usaha besar, 112.982 badan usaha menengah, 63.990 badan usaha kecil, dan 137.617 badan usah mikro, dengan jumlah total peserta bersama keluarga adalah sebesar 38.851.726 jiwa.
Sementara itu, sesuai data yang tercantum pada Peraturan Menteri Koperasi dan UMKM RI Nomor 5 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UMKM Tahun 2020 – 2024, jumlah anggota koperasi 2019 adalah 22.463.738 jiwa dan tenaga kerja UMKM tahun 2018 sebanyak 116.978.631 jiwa.
“Kami berharap, dengan melakukan integrasi data anggota koperasi dan data UMKM di Kemenkop UKM dengan data kepesertaan BPJS Kesehatan, bisa melihat potensi kepesertaan yang bisa kami dorong untuk segera menjadi peserta JKN-KIS,” ungkap Ghufron.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan isu kesehatan dan ekonomi menjadi hal yang tidak dipisahkan.
Pandemi Covid-19 yang tadinya adalah isu kesehatan saat ini berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat.
Teten juga berharap pandemi ini tidak berdampak lebih lanjut menjadi isu sosial.
“Justru jaminan kesehatan sangat diperlukan khususnya bagi pelaku koperasi dan UMKM. Karena kebanyakan pelaku koperasi dan UKM berasal dari sektor informal, sangat rentan dengan perubahan sosial. Kerja sama ini sangat strategis dan diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” kata Teten.
Dia menjelaskan koperasi dan UMKM saat ini adalah sentra pemulihan ekonomi dalam negeri.
Sebagian besar, pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM dan koperasi.
Untuk itu, pemulihan ekonomi nasional harus dimulai dari pemulihan UMKM itu sendiri.
Usaha-usaha besar saat ini banyak yang menunda investasi dan ekspansi bisnis.
“Ekonomi nasional kini sangat bergantung pada koperasi dan UMKM. Tentu saya harap, sosialisasi dan edukasi terkait Program JKN ini, terus dilakukan bagi pelaku koperasi dan UMKM. Saya apresiasi terhadap BPJS Kesehatan, dan diharapkan kepedulian pelaku koperasi dan UMKM terkait jaminan kesehatan dapat terus ditingkatkan,” kata Teten. (*/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Boy