jpnn.com, JAKARTA - Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno menyatakan keprihatinan mendalam atas banyaknya petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara atau KPPS yang meninggal dunia usai pelaksanaan Pemilu 2019.
"Ini kesedihan kita semua. Akibat bom Bali sekitar 200 orang meninggal dan dunia sangat berkabung. Ini bom pemilu, sampai 474 orang (meninggal), bayangkan apa yang terjadi," ujar Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan, di Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (3/5).
BACA JUGA: Ratusan Ulama Gelar Multaqo, Ajak Masyarakat Jangan Berpecah Belah
Ferry memandang ada yang tidak wajar di balik banyaknya penyelenggara meninggal dunia. Ia pun mengusulkan agar dilakukan autopsi. Pernyataan itu diperkuat pandangan Medical Emergency Rescue Commitee (Mer-C) yang sebelumnya menyebut kematian petugas KPU akibat kelelahan, sebuah fenomena ganjil.
"Kami meminta itu karena tidak mau membiarkan ini terus terjadi. Bukan soal siapa pun dia, tapi kami tidak ingin ada kejanggalan yang dibiarkan," katanya.
BACA JUGA: Tiga Saran dari Pak SBY Untuk Meredam Ketegangan Politik Usai Pilpres
(Baca Juga: Ketua KPPS 17 Harapan Jaya Meninggal)
Ferry menambahkan, seharusnya pemilu menjadi sukacita demokrasi yang bisa mengubah peradaban suatu bangsa ke arah lebih baik, bukan sebaliknya.
BACA JUGA: Relawan IT Prabowo - Sandiaga Temukan 73.715 Kesalahan Entri Data di Situng
"Bukan soal siapa yang menang, kami ingin memastikan pemilu sebuah proses yang mengantarkan simbol peradaban bangsa. Kami ingin mengatakan, dengan pemilu kita lebih maju bukan lebih porak-poranda," pungkas Ferry. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon Pengin Cek Sendiri Software dan Hardware Situng KPU
Redaktur & Reporter : Ken Girsang