jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi mengatakan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Salahudin Uno terkesan tengah memainkan politik 'sontoloyo' atau 'semau gue'.
Pandangan dikemukakan menyusul sikap BPN yang menolak penghitungan suara hasil Pilpres 2019 yang dilakukan KPU, sementara di sisi lain terkesan menerima hasil Pemilihan Legislatif 2019.
BACA JUGA: Coba Baca, Ini Sedikit Bocoran Isi Surat Wasiat Prabowo Sebelum 22 Mei
"Menurut saya, BPN tengah memainkan politik 'sontoloyo' atau 'semau gue' karena selalu beranggapan di dunia ini tidak ada yang benar," ujar Ari kepada JPNN.com, Kamis (16/5).
BACA JUGA: Ari Menilai Sikap Prabowo Subianto Sangat Aneh
BACA JUGA: MK: Kami Tidak Mungkin Memenangkan Pihak yang Seharusnya Kalah
Menurut pembimbing disertasi di pasca sarjana Universitas Padjajaran ini, BPN selalu mengklaim perhitungan versinya unggul. Padahal, kesahihan sebuah data harusnya bisa disandingkan dengan data-data lain.
"Ingat, publik semakin cerdas dengan manuver politik yang semakin hari kian tidak cerdas dan malah terkesan lucu. Masa klaim kemenangan BPN yang semula 62 persen sekarang turun menjadi 54 persen," ucapnya.
BACA JUGA: Waketum PAN Anggap Prabowo Tak Bertanggung Jawab soal Penolakan Hasil Pilpres
BACA JUGA: Kubu Jokowi Minta Rakyat Tidak Terprovokasi Ajakan People Power dari Prabowo
Melihat klaim angka kemenangan BPN yang berubah-ubah, Ari menyebut tak tertutup kemungkinan nantinya BPN mengumumkan perolehan suara Prabowo-Sandi hanya berkisar 44 persen pada 22 Mei mendatang.
"BPN saya anggap menjalankan politik yang mempermainkan akal sehat, karena terkesan mengingkari fakta-fakta yang terjadi di lapangan," pungkas Ari.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Jokowi Tantang BPN Prabowo Adu Data di Markas KPU
Redaktur & Reporter : Ken Girsang