jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan emergency use of authorization (EUA) untuk Vaksin Sputnik V.
Vaksin itu dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Rusia yang menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector.
BACA JUGA: Penjelasan Kepala BPOM soal Izin Penggunaan dan Efek Samping Vaksin Sputnik-V
"Vaksin Sputnik V untuk masyarakat berusia 18 tahun ke atas dan diberikan secara injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 ml untuk dua kali penyuntikan, dalam rentang waktu tiga minggu," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito melalui akun Sekretariat Presiden di YouTube.
Sebelum Sputnik V itu, BPOM telah mengeluarkan EUA untuk lima vaksin.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 Hanya Izinkan Kombinasi Vaksin untuk Tenaga Kesehatan
Merek vaksin itu ialah Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer.
Lima merek vaksin yang dipakai di Indonesia itu juga telah terbukti efektif dan aman.
BACA JUGA: Sputnik-V Asal Rusia Diklaim jadi Vaksin Covid-19 Paling Lengkap
Hal tersebut telah diakui oleh WHO, disetujui BPOM, dan disarankan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Hingga Jumat (27/8), lebih kurang 60 juta orang telah menerima vaksin dosis lengkap.
Jumlah tersebut menempatkan Indonesia pada posisi sepuluh besar negara di dunia dengan penerima vaksin terbanyak. (tan/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Adek
Reporter : Fathan Sinaga