BPP Kejobong Purbalingga Ajarkan Peternak Produksi Pakan Fermentasi & Mineral Block

Jumat, 30 September 2022 – 11:15 WIB
BPP Kecamatan Kejobong, Purbalingga melaksanakan kegiatan pelatihan tematik dengan materi teknik pembuatan pakan fFermentasi dan mineral block untuk para petani. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, PURBALINGGA - Pakan yang terjamin mutu dan nutrisinya sangat dibutuhkan oleh para peternak. Tujuannya tak lain untuk menghasilkan hewan ternak yang sehat.

Persoalannya, pakan dengan standar di atas memiliki harga ekonomi yang tinggi.

BACA JUGA: Pamit Beli Pulsa, Sang Gadis Diajak Pemuda Pergi Menginap, Bobo Bareng

Oleh karena itu, diperlukan inovasi pakan ternak modern yang murah dari hijauan yang banyak dijumpai di sekitar tempat tinggal peternak maupun limbah usaha pertanian. Di antaranya jerami, tebon jagung, debog pisang, kulit singkong.

Salah satu inovasi yang banyak dilakukan peternak untuk menjamin ketersediaan pakan setiap saat dan kaya akan nutrisi adalah dengan membuat pakan fermentasi dan mineral block.

BACA JUGA: 2 WN China Petinggi Perusahaan Batu Bara Dibantai Pakai Parang

Agustus lalu, bertempat di P4S Ngudi Dadi Farm Desa Kedarpan, Kabupaten Purbalingga, BPP Kecamatan Kejobong melaksanakan kegiatan pelatihan tematik dengan materi teknik pembuatan pakan fermentasi dan mineral block.

Pelatihan diikuti para peternak anggota KTT Ngudi Dadi Farm, Fasdes Upland dan para penyuluh dari BPP Kejobong.

BACA JUGA: Apa Alasan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Gugat Cerai Dedi Mulyadi? Ini

Hadir Koordinator KJF Penyuluh Pertanian Kabupaten Purbalingga, Witanto, SPt, Kepala BPP Kecamatan Kejobong Agus Slamet Hamarsudi, SST dan Kepala Desa Kedarpan, Jumono.

Kepala BPP Kecamatan Kejobong Agus Hamarsudi dalam paparannya mengatakan bahwa kualitas dan kuantitas pakan sangat mempengaruhi proses fermentasi pakan dalam rumen.

"Pada ternak ruminansia, pasokan nutrisi lebih banyak bergantung pada mikroba rumen dan produk fermentasinya," kata Agus melalui keterangan tertulisnya, Jumat (30/9).

Pola peternakan rakyat, lanjut Agus, yang masih mengandalkan rumput lapang sebagai pakan utama sering menyebabkan ternak kekurangan nutrien seperti energi, protein, dan mineral. Hal ini dapat menganggu keseimbangan mikroba rumen.

"Perlu adanya manipulasi kondisi rumen sehingga proses fermentasi dalam rumen dapat berjalan optimal," jelas Agus.

Teknik manipulasi, menurut Agus, bisa dilakukan dengan memberikan suplemen dalam bentuk blok yang dijilati ternak.

Pada saat menjilat, sapi akan mengeluarkan air liur yang efektif sebagai buffer untuk menstabilkan pH rumen.

Selain itu bahan-bahan yang terdapat pada suplemen blok dapat dijadikan tambahan zat nutrisi dan mineral sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi.

"Mineral block merupakan pakan tambahan untuk ternak ruminansia (sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing atau domba) yang tujuan pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan mineral terbagi ternak yang diperkaya dengan bahan herbal untuk meningkatkan kesehatan ternak," papar Agus.

Sementara itu, koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Purbalingga Witanto menambahkan kalau pelatihan tematik dengan materi pakan fermentasi dan mineral block bermanfaat bagi para peternak penerima manfaat kegiatan Upland.

Upland adalah proyek Pengembangan Sistem Pertanian terpadu di Daerah Dataran Tinggi (Upland).

"Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas petani," kata Witanto.

Dirjen PSP Kementerian Pertanian Ali Jamil memaparkan jika Upland Project memiliki empat komponen kegiatan.

“Untuk Komponen pertama terdiri dari peningkatan produktivitas dan pembentukan ketahanan pangan. Untuk komponen kedua adalah pengembangan agribisnis dan fasilitasi peningkatan pendapatan, komponen ketiga adalah penguatan sistem kelembagaan, dan komponen terakhir manajemen proyek,” jelasnya.

Ditambahkan Ali Jamil, ada lima titik kritis dari kegiatan ini.

“Yang menjadi titik kritis pertama adalah kegiatan desain konstruksi prasarana lahan dan air irigasi. Hal ini meliputi aspek perencanaan, aspek teknis, aspek keuangan,” ujarnya.

Titik kritis lainnya adalah sosialisasi kepada petani mengenai kewajiban sharing dana 20 persen agar kegiatan berjalan sesuai rencana, kemudian pengelolaan bantuan alsintan pra dan pasca panen yang dilakukan oleh sub lembaga berbeda dalam kelompok tani.

Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Upland Project yang akan berlangsung hingga 2024 memiliki multiplier effect.

Syahrul berharap Upland mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani di daerah dataran tinggi.

“Caranya, melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agrobisnis, dan penguatan sistem kelembagaan,” katanya.

Adapun 13 Kabupaten yang menjadi lokasi Upland Project ialah Banjarnegara, Garut, Gorontalo, Lebak, Lombok Timur, Magelang, Malang, Minahasa Selatan, Purbalingga, Subang, Sumbawa, Sumenep, dan Tasikmalaya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terjadi Ledakan di Permukiman Jakarta Utara, Bum!


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler