jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan untuk mencetak 2,5 juta petani milenial dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Hal ini diperlukan untuk mewujudkan pembangunan pertanian melalui regenerasi petani, karena saat ini didominasi oleh petani usia tua.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menerangkan, peran dari petani milenial sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan pertanian.
BACA JUGA: Kementan Luncurkan Aplikasi Pasar Tani, Nih TujuannyaÂ
"Petani milenial meskipun jumlahnya tidak signifikan, tetapi dampaknya terhadap pembangunan pertanian sangat signifikan. Oleh karena itu, para penyuluh kami dorong untuk terus dari petani milenial di Tanah Air," ujar Dedi dalam paparan kinerja BPPSDMP secara virtual, Jumat (18/12).
Bahkan, menurut Dedi, keberhasilan suatu bangsa dan negara ditentukan kebangkitan milenialnya. Begitu juga keberhasilan suatu pembangunan pertanian akan terwujud manakalah kaum milenialnya bangkit.
BACA JUGA: Kementan Optimistis Lahan Food Estate Rampung Tepat Waktu
"Karena itu, kami sebagai insan pertanian, sebagai birokrat, sebagai pegawa negeri atau sebagai penyuluh harus senantiasa mendorong petani milenial. Insyallah tahun 2021, kita akan bangun terus Kostratani di seluruh pelosok Tanah Air," ujar Dedi.
Senada dengan Dedi, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Leli Nuryati mengatakan, BPPSDMP telah melakukan sejumlah langkah untuk melakukan regenerasi petani di antaranya melakukan pendidikan vokasi pertanian tahun depan yang ditargetkan sebanyak 6.701 orang lebih.
BACA JUGA: Geliat Petani Milenial Bogor di Masa Pandemi Covid-19
"Tahun depan juga BPPSDMP menargetkan penumbuhan wirausaha pertanian sebanyak 822 kelompok dan fasilitasi kewirausahaan dan ketenagakerjaan pemuda sebanyak 5.000 orang," tambahnya.
Selain itu, lanjut Leli, BPPSDMP juga akan terus melakukan pengembangan program pendidikan tinggi, kedinasan dan diklat di 34 provinsi. “Semua akan terus dikembangkan sesuai arahan Pak Dedi Nursyamsi,” tandas dia.(cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan