jpnn.com - SURABAYA - Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr. Ir. Samudro, M.Eng, menyampaikan gagasan tentang Strategi Penguasaan Teknologi Rancang Bangun Kapal Selam Nasional.
Menurut Samudro, penguasaan teknologi rancang bangun Kapal Selam adalah suatu upaya dalam mewujudkan Indonesia yang mampu melaksanakan rancang-bangun, operasional, pemeliharaan dan perbaikan kapal selam sesuai dengan kebutuhan strategis Indonesia secara mandiri.
BACA JUGA: MKD Akan Panggil Hary Tanoe?
“Untuk mewujudkan kemandirian rancang bangun kapal selam, diperlukan skenario strategi pencapaiannya melalui beberapa tahapan penguasaan teknologi termasuk kerekayasaannya (Engineering),” kata Samudro pada Sarasehan Nasional dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) di Gedung Panti Tjahaya Armada, Koarmatim Ujung Surabaya, Kamis (10/9) kemarin.
Lebih lanjut, Samudro mengatakan penguasaan teknologi tidak akan berhasil tanpa adanya dorongan dan dukungan yang kuat dari Pemerintah, Kemhan dan TNI Aangkatan Laut sebagai pengguna, LPNK (Lembaga Pemerintah Nonkementerian), Perguruan Tinggi dan Industri dalam negeri, baik kebijakan penugasan resmi, pendanaan, maupun komitmen menggunakan produk.
BACA JUGA: Politikus Demokrat Setuju Setnov dan Fadli Zon Dinonaktifkan jika...
Saat ini, TNI Angkatan Laut memiliki 2 buah kapal selam buatan Jerman tahun 1980/1981 yang secara operasional harus mempertahankan kehadiran di laut sepanjang tahun.
Mengacu pada kebutuhan unsur kapal selam dalam batas Minimal Essential Force (MEF) atau Kekuatan pokok minimum, maka untuk mendukung pelaksanaan penegakan kedaulatan dan hukum di laut masih menghadapi kendala teknis yakni terjadi ketidakseimbangan kekuatan (imbalance power) di perairan yurisdiksi nasional dibandingkan kekuatan angkatan laut negara-negara kawasan regional.
BACA JUGA: Setya Novanto dan Fadli Zon Bisa Dicopot
Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H.,M.A.P. yang juga menjadi pembicara dalam Sarasehan Nasional ini, memaparkan tentang pertahanan maritime. Pertahanan maritim tersebut termasuk dalam lima pilar utama poros maritim dunia.
Menurut Darwanto, faktor penting dalam pertahanan maritim adalah penggunaan kapal selam sebagai alat pertahanan. Karena disamping untuk pertahanan, kapal selam dirancang juga memiliki kemampuan untuk menyerang.
“Hal itu terbukti pada perang dunia kedua dimana kapal selam Amerika banyak menenggelamkan banyak kapal atas air Jepang,” kata Pangarmatim seperti dilansir dalam siaran pers Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman.
Pangarmatim menambahkan, kedepan rancangan kapal selam akan dibuat berdasarkan keseimbangan antara kapasitas propulsi, volume internal yang diperlukan untuk menyesuaikan peralatan, bahan bakar, senjata dan personel. Selain itu, logistic untuk pertahanan dan ketahanan operasi, kemampuan tidak terdeteksi oleh lawan serta sound silencing tech (penggunaan teknologi dalam desain dan pembuatan guna mengurangi suara di kapal selam).
Dalam sarasehan ini, KSAL Laksamana TNI Ade Supandi memberikan cinderamata berupa Torpedo MK44 kepada mantan RI, Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc, yang saat itu bertindak selaku narasumber.
Dalam kesempatan itu, Indroyono Soesilo memaparkan tentang sejarah perkembangan kapal selam di Indonesia serta menceritakan kedekatannya dengan bidang kemaritiman khususnya TNI AL.
Sarasehan yang dipandu oleh Dra. Jaleswari Pramodhawardani, M.Hum, antara lain dihadiri oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, M Nasir, dua orang mantan KSAL yakni Laksamana TNI (Purn) Soeparno, Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio, M.M. hadir pula Komandan Kobangdikal Laksamana Muda TNI Tri Wahyudi Sukarno, Gubernur AAL Mayjen TNI (Mar) Guntur IC Lelono, para Pejabat Utama Mabesal, para Pangkotama wilayah Surabaya, Para Pejabat Utama Koarmatim, Para Komandan Kapal yang berada di Pangkalan serta Sesepuh Satuan Kapal Selam Koarmatim.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cari Keadilan, PT VSI Gugat Kejagung
Redaktur : Tim Redaksi