jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami kenaikan USD 930 juta pada Januari 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan neraca perdagangan telah membukukan surplus selama 31 bulan secara beruntun dengan nilai ekspor USD 19,16 miliar atau naik sekitar 25,31 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2021.
BACA JUGA: Surplus 19 Bulan Beruntun Neraca Perdagangan 2021 Membanggakan
Setianto memaparkan komoditas non migas menjadi penyumbang terbesar, yakni meningkat 26,74 persen dari USD 14,41 miliar di Januari 20021 menjadi USD 18,26 miliar di Januari 2022 secara yoy.
"Komoditas non migas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, besi, dan baja," ungkap Setianto dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/2).
BACA JUGA: Neraca Perdagangan Luar Negeri Jateng Melesat, Ekspor Meningkat Tajam
Selain itu, tiga negara penyumbang surplus terbesar berasal dari Amerika Serikat, Filipina, dan India.
Adapun surplus ke Amerika Serikat USD 1,96 miliar dengan komoditas pakaian, aksesoris rajutan, serta pakaian dan akesesori bukan rajutan.
BACA JUGA: Bosan di Rumah, BPS Sebut Aktivitas di Tempat Umum Meningkat
Kemudian Filipina mencapai USD 537,8 juta dengan komoditas penyumbang surplus terbesar adalah kendaraan, serta bahan bakar mineral.
Selanjutnya India senilai USD 428,8 juta dengan komoditas penyumbang surplus adalah lemak, minyak hewan nabati, biji logam,
Perdagangan Indonesia juga mengalami defisit neraca perdagangan, di mana defisit terbesar terjadi dengan Tiongkok, Thailand, dan Australia.
Menurut sektor, ekspor non migas hasil industri pengolahan Januari 2022 naik 31,16 persen dibanding bulan yang sama pada 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 11,54 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 3,87 persen.
Ekspor nonmigas Januari 2022 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD 3,51 miliar, disusul Amerika Serikat USD 2,56 miliar dan Jepang USD 1,51 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 41,57 persen.
Selanjutnya, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 3,34 miliar dan USD 1,70 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari 2022 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD 3,11 miliar (16,21 persen), diikuti Jawa Timur USD 1,88 miliar (9,81 persen), dan Riau USD 1,73 miliar (9,05 persen).(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu