BPS Catat Ekspor Sektor Pertanian Tumbuh 23,8 Persen YoY

Senin, 16 November 2020 – 21:56 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memantau jalannya panen raya padi di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pertanian Oktober 2020 mengalami pertumbuhan positif, yakni USD 0,42 miliar atau tumbuh 1,26 persen (m to m) jika dibandingkan pada bulan sebelumnya.

Kenaikan terjadi karena adanya dukungan mobilitas ekonomi di sejumlah negara yang juga terus membaik.

BACA JUGA: Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Apresiasi Pertumbuhan Sektor Pertanian Kuartal III

Secara YoY pun, ekspor sektor pertanian tumbuh 23,80 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa pada Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto menyampaikan, sejauh ini pangsa ekspor nonmigas terbesar Indonesia masih diduduki oleh tiga negara besar baik di Asia maupun di Amerika. Ketiganya adalah Tiongkok,  Amereka Serikat, dan Jepang.

BACA JUGA: Ekonom IPB Optimistis Sektor Pertanian Masih Akan Terus Tumbuh


"Yang jelas, ekspor nonmigas kita menyumbang 95,03 persen dari total ekspor Januari-Oktober 2020, di mana 11,38 persen divantaranya berasal dari sektor pertanian," ujar Sutianto, Senin (16/11).

Sebelumnya BPS juga merilis bahwa sektor pertanian tumbuh sebesar 2,15 persen (y on y).

Pertumbuhan ini tak lepas dari kondisi harga komoditas pangan kelapa sawit dan kedelai di pasar internasional pada Triwulan III-2020 yang naik secara q to q, maupun y on y..

Sutianto mengatakan, BPS juga mencatat adanya surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar USD 3,61 miliar secara m to m pada Oktober 2020.

Realisasi tersebut lebih tinggi dari surplus USD 2,44 miliar pada September 2020 dan surplus USD 161 juta pada Oktober 2019.

Secara total, neraca perdagangan Indonesia surplus USD 17,07 miliar pada Januari-Oktober 2020.

Realisasi ini lebih baik dari defisit USD 2,12 miliar pada Januari-Oktober 2019.

"Surplus ini meningkat cukup besar karena ada penurunan impor, sedangkan penyumbang peningkatan ekspor terdapat pada lemak dan minyak hewan/nabati," tutupnya. (rls/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler