jpnn.com, JAKARTA - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Damanhuri mengapresiasi tumbuhnya sektor pertanian di Kuartal III-2020 yang mencapai 2,15 persen.
Menurutnya, pertumbuhan itu merupakan kado istimewa bagi Bangsa Indonesia yang tengah berjuang memulihkan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Pertanian Berkembang Pesat, Kinerja Kementan di Bawah Syahrul Yasin Limpo Dipuji Akademisi
"Dalam situasi pandemi Covid-19 ini, sektor pertanian lebih baik karena tidak separah sektor lainya," ujar Damanhuri, Minggu, (15/11).
Damanhuri mengatakan, sektor pertanian terbukti mampu menyelamatkan ekonomi negara dari jurang krisis yang lebih parah.
BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo: Hari Ini Saya Bangga
Pertanian juga bisa dikatakan sebagai pondasi kuat dalam menghadapi kemungkinan krisis global.
"Sepanjang rujukan datanya resmi (BPS), kita (publik) harus percaya (data yang ada valid)," katanya.
BACA JUGA: Mentan SYL Ingatkan Pentingnya Kekompakan dalam Tim Kementerian Pertanian
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif, yakni tumbuh sebesar 2,15 persen (y on y).
Pertumbuhan ini tidak lepas dari kondisi harga komoditas pangan kelapa sawit dan kedelai di pasar internasional pada Triwulan III yang mengalami peningkatan secara q to q maupun y on y.
Berdasarkan catatan, tujuh sektor untuk lapangan usaha secara tahunan masih akan tumbuh positif.
Ketujuh sektor itu di antaranya pertanian, sektor real estate dan jasa kesehatan.
Terkait hal ini, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan produksi pada semua sub sektor pertanian.
Terutama pada tanaman pangan seperti padi, hortikukultura dan perkebunan.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menjelaskan bahwa peningkatan itu terjadi karena panen raya padi yang masih berlangsung di sejumlah daerah.
Selain itu, juga dari pertumbuhan subsektor hortikultura yang dibarengi dengan peningkatan permintaan buah dan sayuran.
"Dari perkebunan juga tumbuh yang didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri seperti komoditas kakao, karet, cengkeh dan tembakau," katanya.
Kuntoro mengatakan, peningkatan yang terjadi juga memiliki dampak besar terhadap naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di periode Kuartal II dan III tahun ini.
Menurut Kuntoro, salah satu faktor pendorong terhadap capaian tersebut adalah tingginya serapan Keredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian pada periode Januari-Oktober 2020 yang mencapai lebih dari Rp 45 triliun atau sangat signifikan peningkatannya dibanding periode yang sama 2019.
"Sekali lagi, ini membuktikan bahwa pertanian merupakan sektor tulang punggung bagi perekonomian nasional," tutupnya. (adv/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi