jpnn.com - PALEMBANG - Tingkat inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada Desember 2023 sebesar 3,17 persen secara year on year, dengan indeks harga konsumsen (IHK) sebesar 116,48.
Angka itu melebih nilai nasional sebesar 2,16 persen.
BACA JUGA: Adi Suryanto Sebut BPSDM Layak jadi Pusat Pengembangan Kompetensi ASN di Sumatera
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumsel Moh Wahyu Yulianto mengungkapkan bahwa inflasi terjadi karena dipengaruhi oleh biaya hidup masyarakat yang meningkat sepanjang tahun kemarin terhadap sektor pangan, terutama beras yang saat ini harganya masih terbilang mahal, yakni Rp 12 ribu per kilogram.
"Selain beras, inflasi terjadi karena tingginya nilai konsumsi," ungkap Supriyanto, Selasa (2/1). Sementara, biaya hidup pada sektor pangan mendominasi sebesar 33 persen, dan nonpangan 62 persen.
BACA JUGA: Pj Gubernur Agus Fatoni Paparkan Capaian Kinerja Pembangunan Sumsel di 2023, Simak!
Untuk inflasi yoy paling tinggi terjadi di wilayah perkotaan, seperti Kota Palembang dan Lubuk Linggau.
"Di Palembang inflasi terjadi sebesar 3,22 persen dengan IHK sebesar 116,53, dan untuk Kota Lubuk Linggau sebesar 2,61 persen dengan IHK sebesar 115,97," ungkap Yulianto.
BACA JUGA: Sepanjang 2023, LRT Sumsel Angkut 4 Juta PenumpangÂ
Pada Desember 2023, inflasi di Sumsel ditutup rendah di angka 0,15 persen.
Namun, dikhawatirkan kondisi ini dapat menjadi pemicu atau dorongan nilai inflasi akan tinggi di periode berikutnya. Mengingat, adanya momen pemilu.
"Untuk itu kami meminta kepada pemerintah daerah agar melakukan pemetaan di daerah masing-masing, karena mengingat tingkat konsumsi makanan masyarakat lebih banyak, harus diantisipasi dengan ketersediaan barang," kata Yulianto.
"Karena kalau uang banyak, tetapi barangnya sedikit otomatis akan ada peningkatan, hukum ekonominya, kan, begitu, mudah mudahan bisa terjaga inflasi Tahun 2024," tambahnya.
Yulianto juga meminta tim pengendalian inflasi untuk melakukan pemetaan untuk 2024 sejak bulan Januari ini. "Jangan lengah, hanya mengantisipasi Natal dan tahun baru, tetapi Januari tidak diantisipasi," pesan Yulianto.
"Makanya program pemerintah seperti operasi pasar dan pasar murah tetap dilakukan pada beberapa bulan ke depan untuk mengantisipasi terjadinya inflasi," tutup Yulianto. (mcr35/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cuci Hati