BPS Sebut Produksi Padi Akan Meningkat 7,7 Persen Selama 4 Bulan ke Depan

Rabu, 02 Maret 2022 – 12:30 WIB
BPS prediksi produksi padi meningkat Selama 4 Bulan ke depan. ilustrasi. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan produksi padi perkirakan naik 7,7 persen atau setara 14,63 juta ton pada periode Januari – April 2022 mendatang.

Angka tersebut naik bila dibandingkan periode yang sama pada 2021 lalu sebesar 13,58 juta ton.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Beri Wejangan kepada 745 Calon ASN Kementan

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan bahwa semua perhitungan tersebut dilakukan melalui metode kerangka sample area (KSA) sesuai pengamatan yang memakai teknologi sistem informasi geografi (SIG).

Kenaikan produksi padi tidak bisa lepas dari potensi luas panen.

BACA JUGA: Berkat Kolaborasi Kementan dan Petani, NTP Februari Naik 0,15 Persen

Sebab, luas panen berpotensi mencapai 4,81 juta hektare selama 4 bulan ke depan.

"Angka tersebut kami hitung berdasarkan metode KSA. Secara persentase ini kenaikannya mencapai 8,58 persen," ujar Setianto, Selasa (1/3).

BACA JUGA: Pemkot Jaktim Sebut Langkah Kementan Bangun Urban Farming Dianggap Tepat

Sementara itu, BPS mencatat produksi beras pada 2021 mengalami penurunan sebesar 0,45 persen dari produksi di tahun sebelumnya yang mencapai 31,5 juta ton.

Namun, kata Setianto, penurunan tersebut disebabkan beberapa faktor, di antaranya bencana alam dan kekeringan yang cukup panjang.

"Terjadi kemarau yang tinggi pada Agustus dan September 2021, juga karena bencana atau musibah banjir di awal tahun serta adanya erupsi gunung Semeru dan serangan hama di beberapa tempat," katanya.

Dia menyebut penurunan selama 2021 juga disebabkan peralihan tanaman padi ke tanaman lain yang terjadi selama Agustus dan September 2021.

Dia mengatakan banyak petani memanfaatkan lahan kering sebagai tempat berkebun.

"Kekeringan memang berdampak luas terhadap panen padi yang jauh lebih rendah dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya," ungkapnya.

Selain itu, curah hujan tinggi juga menyebabkan banyak tanaman padi rusak, sehingga berdampak pada luas panen di sepanjang Oktober hingga Desember 2021.

"Penyebab lainya intensitas curah hujan yang cukup tinggi di akhir 2021 sehingga berdampak pada luas panen di sepanjang Oktober Desember 2021," katanya.

Namun, di sisi lain, beberapa provinsi tetap mengalami kenaikan panen seperti yang terjadi pada Provinsi Sulawesi Selatan, Jawa Tengah dan Papua.

Di Sulsel produksinya mencapai 382,17 ribu ton gabah kering giling atau meningkat 8,12 persen.

Sementara di Jawa Tengah produksinya mencapai 129,49 ribu ton atau 1,36 persen.

"Papua sebesar 120,28 ribu ton atau 72,46 persen," tutup dia. (mrk/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Siapkan Benih, Petani Tanam Kedelai Asalkan Ada Jaminan Harga dan Pasar


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler